Berita-Cendana.com- Ende,- Suka duka Pengungsi sudah Sembilan Tahun berlalu sejak Sabtu 18 Agustus 2003, bencana letusan gunung Rokatenda Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur NTT yang mengungsi di Desa Niranusa Kecamatan Maurole Kabupaten Ende.
Mereka hidup di tengah kekurangan, pengungsi adalah warga pulau Palue di Kecamatan Palue Kabupaten Sikka.
Berjumlah kurang lebih 262 Kepala keluarga (KK) korban letusan gunung Rokatenda di Pulau Palue sudah direlokasi pada tahun 2014 di Kelurahan Hewuli Kecamatan Alok Barat. Tetapi masih ada pengungsi yang masih bertahan di Kecamatan Maurole Kabupaten Ende. Ungkap dr. Bram Natanael Sembiring.
Lanjutnya, Para pengungsi harus berjalan kurang lebih 1,5 kilometer untuk mendapatkan air bersih dengan membawa dirigen untuk mengisi, bak-bak penampungan untuk kebutuhan air sehari- hari dan untuk kebutuhan hidup saja mereka sulit sebagai nelayan dan mereka tidak memiliki dana untuk membuat sumur bor “tuturnya”.
Mereka juga tidak mendapat listrik akibat mereka tidak bisa memasang meteran karena bukan penduduk Kabupaten Ende, keluhnya, Ketua Komunitas Maurole Project Ano Mariwi dan Sekretaris Vindi Amalo, S.Mn beserta rekan-rekan Maurole Project (KMP) mengunjungi para pengungsi yang berada di Jitabewa Desa Niranusa Kecamatan Maurole Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam kegiatan ini Komunitas Maurole Project memberikan sumbangsih berupa air bersih untuk para pengungsi.
Para pengungsi, biasa mereka dapat bantuan di kala pemilihan anggota DPRD atau bupati tapi kalau sudah lewat masa-masa itu kami tidak dapat lagi, turunya.
Harapan para pengungsi bahwa, pemerintah dan masyarakat maupun LSM-LSM yang bergerak di bidang kemanusiaan bisa memberikan sedekah kepada saudara-saudari yang membutuhkan, terutama Pemerintah Kabupaten Sikka karena ini sebagai tanggung jawab sebagai masyarakat Sikka yang mengungsi di Kabupaten Ende. Jelasnya. (***).
Posting Komentar