Pemkab TTS Penyebab Kemiskinan Masyarakat

Berita-Cendana.com- Kupang,- Disertasi Dr. Marthen Tualaka, SH., M. Si yang meneliti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Bahwa Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah penyebab Kemiskinan Masyarakat TTS.


Demikian disampaikan dalam tulisan disertasi Marthen Tualaka dan dipertanggungjawabkan di hadapan para Profesor baik penguji dan Pembimbing  di Institut Agama Kristen Negeri IAKN Kupang pada hari Rabu, 04/08/2021.


Doktor Harun Y. Natonis, S.Pd., M.Pd juga mengaku bahwa benar disertasi itu melahirkan pengetahuan baru bagi Publik TTS "Kemiskinan bukan berasal dari masyarakat tetapi kemiskinan berasal dari kebijakan yang tidak pro masyarakat", jelas Rektor IAKN itu.


Lanjut Harun, siapa yang mau gugat silahkan tetapi secara ilmiah karena ini sudah dipertanggungjawabkan secara ilmiah di hadapan 8 Profesor, dan yang ditulis juga adalah anggota DPRD TTS 13 tahun bukan 1 tahun. Ini adalah pengetahuan baru bagi Publik karena selama ini publik mengetahui kalau masyarakat adalah penyebab kemiskinan, tetapi ternyata temuan ini menyadarkan kita bahwa penyebab kemiskinan  adalah pemerintah Kabupaten dalam hal ini Bupati dari masa ke masa bersama kroni-kroninya. Ungkap Rektor IAKN.


"Untuk membantah temuan Doktor Marthen punya disertasi ini, harus secara ilmiah karena ini diuji oleh 8 Profesor, jadi kalau mau membantah Pak Marten harus ilmiah karena ini kajiannya ilmiah, kaidah-kaidah juga ilmiah sehingga menghasilkan yang ilmiah", ucap Rektor IAKN itu.


Harun mengakui bahwa Dr Marten Tualaka mengetahui benar terkait masalah di Kabupaten TTS, kalau yang menyebabkan kemiskinan adalah sistem pemerintahan yang salah, kerana kesalahan terbesar ada pada pengambil kebijakan, mengapa demikian karena APBD TTS itu angka yang cukup besar karena mencapai  1, 8 Triliun. Pertanyaannya dari 1,8 triliun itu kebijakan pro rakyat  itu ada  berapa persen, tandansnya.


Lanjut Harun, Sektor yang perlu dikembangkan adalah sektor Pertanian, Sektor Peternakan, Sektor Perikanan dan kelautan, tetapi sistem di TTS itu yang merusak karena dari 100 lebih program di TTS dibagi merata dari APBD sehingga kemiskinan tetap meningkat. Harun mengatakan bahwa kerja seperti buang ikan ke laut, dari tahun ke tahun tetap miskin, tegasnya.


"Itu program hambur benih jadi hambur benih di semua tempat jadi mana yang bertahan hidup itu yang akan hidup, kalau pemahaman Alkitab ia, mungkin banyak baca Alkitab ya buat program hambur benih, baik juga tetapi itu belajar Alkitab yang salah itu", ungkap Dr. Harun Natonis.


Menurut Dr. Harun bahwa program itu perlu fokus pada beberapa item kegiatan agar mampu mengurangi kemiskinan, tetapi kalau semua program diprioritaskan bagaimana dapat menyelesaikan masalah kemiskinan. Secara akademisi meminta pemerintah daerah untuk mempunyai program prioritas pro rakyat, kalau sudah memiliki program prioritas tentunya mampu mengatasi kemiskinan, ucap Rektor.


Ket. Foto: Marthen Tualaka saat Ujian Disertasi


Selain itu Dr. Marthen Tualaka kepada media Berita-Cendana.com bahwa disertasi dengan judul "kemiskinan dan kebijakan Pemerintah Daerah", dalam disertasi tersebut mengupas tuntas tentang kemiskinan dan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten TTS, bebernya.


Marthen juga berharap agar Pemerintah Kabupaten TTS dapat menggunakan hasil disertasinya untuk memerangi kemiskinan di Kabupaten, karena selama ini kebijakan Pemerintah belum tepat sehingga angka kemiskinan masih tinggi, jelasnya.


Lanjut Marthen, perlu juga kita meningkatkan pemahaman masyarakat agar bertani juga menjadi petani profesional, peternakan juga menjadi beternak yang profesional, intinya bahwa pembenahan sistem pemerintahan agar masyarakat dapat terbantu baik itu alat pertanian, peternakan dan lain sebagainya, bebernya.


Hadir pada kesempatan tersebut, Rektor IAKN Kupang, Dr. Harus Y. Natonis, S.Pd., M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Kupan, Dr. Zainur Wuli, S.Pd., M.Si, dan Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang, Prof Sandy Maryanto.(YT/TIM).


0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot