Ketua PGRI NTT: APH Segera Periksa Penyedia MBG di SMPN 8 Kupang

Ket. Foto: Ketua PGRI NTT, MBG, Siswa SMPN 8 Kupang yang dirawat di RS. SK Lerik Kupang.

Berita-Cendana.com- Kupang,- Ketua PGRI Nusa Tenggara Timur sangat prihatin dengan pemberian Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 8 Kota Kupang. Aparat Penegak Hukum (APH) diminta segera memeriksa penyedia MBG yang disalurkan ke peserta didik yang diduga beracun itu, penyedia wajib diperiksa sejauh mana nilai gizi dan jaminan kesehatan terhadap anak-anak.

Demikian disampaikan oleh Dr. Semuel Haning, SH., MH., C.Me. C. Parb di Paradox Kota Kupang pada Rabu, 23 Juli 2025, malam.

Dr. Semuel Haning pertanyakan, apakah penyedia MBG itu sudah memenuhi standar kesehatan atau belum? Berapa orang ahli gizi yang mengontrol dapur-dapur penyedia  MBG. Ataukah hanya formalitas saja dan abaikan nilai kesehatan makan dan gizi terhadap anak-anak. 

APH diminta melakukan investigasi dan penyelidikan terhadap penyedia, terkait penyaluran, pekerjaan hingga pengelolaan terhadap MBG dan bentuk dari penanganan dari MBG seperti apa? Berapa harga makanan yang diberikan kepada anak-anak.  Itupun perlu disampaikan kepapa publik serta keterlibatan pihak keamanan, kesehatan, gizi, apakah layak tidak makanan yang diberikan kepada siswa agar tidak terjadi gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis atau mental kedepannya, tegas Ketua PGRI NTT.

Lanjut Ketua PGRI NTT, pekerjaan tersebut memenuhi standar atau tidak. Proses tender proyek MBG sesuai aturan atau tidak sehingga menimbulkan masalah baru yakni makanan yang disediakan bukan menjadi gizi tapi menjadi racun. APH usut tuntas latar belakang dari orang yang mendapat suatu pekerjaan, layak atau tidak. Uji kelayakan lagi sangat penting sekali, sehingga terang benderang, teganya. 

Peserta didik adalah masa depan bangsa, oleh karena itu Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemeritah Kota segera perhatikan pengelola untuk dievaluasi kembali, jangan sampai masalah keracunan makan menjadi fatal maka akan membuat anak-anak trauma, tidak boleh itu, harap Ketua PGRI NTT.

Sam Haning sapaan akrab ketua PGRI NTT itu mengharapkan agar pemerintah segera tuntaskan masalah keracunan itu. Jika tidak diurus dengan baik tentunya ada gerakan demontrasi besar-besaran bersama anak-anak. 

“Saya minta dalam waktu dekat harus menyikapi informasi keracunan MBG supaya terang benderang dari pihak APH dan pemerintah khususnya Kota Kupang dan Provinsi NTT tentang kasus-kasus yang menimpa  anak-anak dan ini sangat mengganggu bahkan saya dengar ada yang tidak mau makan lagi karena trauma,” ujarnya.


Anak sekolah di NTT sakit fisik psikis karena MBG. MBG bagus tapi pengelolaanya salah. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, sikap tegas daripada pemerintah dan sikap tegas dari APH secepatnya mungkin jangan sampai ada korban baru lagi. Barangsiapa dengan sengaja maupun tidak sengaja membuat orang itu merasakan sakit fisik dan psikis berdampak hukum, tegas Sam Haning.(*).

______________________________

Catatan Redaksi: 75 Siswa SMA di Kecamatan Kota Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi NTT Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis setelah Mengonsumsi pada Rabu, 23 Juli 2025. 75 orang itu berasal dari SMAN 1 Kota Tambolaka, SMKN 2 Kota Tambolaka dan SMK Don Bosco. Sebelumnya pada Senin, 21 Juli 2025 di SDN Tenau Kota Kupang terdapat 4 Siswa Keracunan setelah MBG juga, dan 9 orang lainya mengalami mual, muntah dan diare ringan.  Pada Selasa, 22 Juli 2025, sejumlah 140 siswa Keracunan setelah MBG di SMPN 8 Kota Kupang pun keracunan dan dilarikan ke Rumah Sakit SK. Lerik Kota Kupang, RS. Siloam dan RS. MAMAMI. (*).




0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot