Theodorus Satban: Karya Seni Gerbah Memenuhi Kebutuhan Hidup

Berita-Cendana.com -Kefamenanu, Gerebah merupakan karya seni tarapan yang difungsikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Gerabah yang dihasilkan masyarakat berupa barang pecah bela seperti kendi, periuk, tempayan, belanga, celengan dan benda lainnya.

Theodorus Satban, adalah salah satu pelaku seni kerajinan gerabah, saat dikonfirmasi dikediamannya Selasa, 07,/07/2020 di Desa Fatumuti, Kecamatan Noemuti, RT 01/RW01, ia menyampaikan kepada media ini bahwa, proses pembuatan karya seni gerabah ini dirintis dari sejak tahun 1992 sampai saait ini. Dan  dalam mengelola karya seni gerabah ini dari tahap awal sampai akhir itu hanya dengan manual saja.

Kabupaten Timur Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur tersimpan sejumlah sejarah dari kerajinan gerabah di Indonesia dikenal sejak zaman Neolitikum (zaman prasejarah/ zaman batu muda) sekitar 3000-1100 SM. Gerabah juga dikenal dengan istilah tembikar atau keramik.

Setelah terbentuk, kita juga harus menunggu waktu kurang lebih tiga hari baru bisa kering, sehingga ketika masuk dalam proses pembakaran tidak mudah hancur karena dalam proses pembakaran itu minimal 24 jam dengan suhu panas:150 °c. Ungkap Dhorus.

"Saya sangat berharap agar kedepannya ada kaum mudah yang akan bisa melanjutkan karya seni gerabah ini, sebab karya seni gerabah ini adalah salah satu warisan budaya dari leluhur kita yang sudah hampir punah".

Drorus juga mengajak kepada saudara-saudari yang ingin belajar karya seni gerabah, ia siap untuk malatih, mendamping dan membimbing agar dapat mempertahankan seni yang di tinggalkan leluhur. Tutupnya

Penulis: Agus Tamelab

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot