Berita-Cendana.Com- Kupang,- Pendapatan Petani Nusa Tenggara Timur Tumbuh Lebih Cepat daripada pengeluarannya. Dilihat dari Capaian tersebut turut mendorong kenaikan Indeks Harga Petani (IHP) dari 115,37 (2024) menjadi 119,01 (2025). IHP di atas 100 menunjukkan petani mengalami surplus, dimana kenaikan harga produksi lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga konsumsi, sehingga pendapatan petani tumbuh lebih cepat daripada pengeluarannya.
Demikian disampaikan oleh Gubernur NTT Melki Laka Lena saat menyampaikan pidato Pembangunan dalam rangka HUT RI ke-80 tahun di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT lantai IV pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Menurut Melki Laka Lena, tanaman pangan menjadi motor penggerak ekonomi NTT, yaitu memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi. Melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Pemerintah Provinsi terus mengembangkan komoditas utama seperti jagung, padi, hortikultura, dan tanaman perkebunan melalui strategi intensifikasi, ekstensifikasi, dan pemanfaatan teknologi untuk mengoptimalkan produktivitas, ucapnya.
Lanjut Gubernur, upaya intensifikasi yang dijalankan meliputi penggunaan benih unggul, pemupukan tepat dosis, penerapan irigasi tetes terjadwal, pengendalian hama terpadu (integrated pest management) dengan kombinasi metode biologis, mekanis, dan kimiawi, serta dukungan alat dan mesin pertanian, katanya.
Hasilnya mulai terlihat di semester pertama 2025:
-Padi: produktivitas 4,12 ton/ha.
-Jagung: produktivitas 2,78 ton/ha.
-Hortikultura: produksi bawang putih naik menjadi 152,3 ton (2024: 151,1 ton); cabe besar 1.367,5 ton (2024: 1.282,5 ton); bawang merah 8.039,5 ton (hampir menyamai total 2024 sebesar 8.104,5 ton); cabe rawit 9.685,7 ton (berpotensi melampaui total 2024 sebesar 11.288,5 ton).
Dari sektor perkebunan, produktivitas sejumlah komoditas unggulan meningkat:
-Kelapa: 786 kg/ha (2024: 780 kg/ha).
-Jambu mente: 611 kg/ha (2024: 606 kg/ha).
-Kopi robusta: 526 kg/ha (2024: 441 kg/ha).
-Kopi arabika: 736 kg/ha (2024: 526 kg/ha).
-Kakao: 631 kg/ha (2024: 613 kg/ha).
Selain itu, “kita juga terus mendorong keterlibatan para penyuluh pertanian dalam mendampingi para petani untuk meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian. Tahun 2025 ini, kita menganggarkan dari APBD Provinsi Biaya Operasional Penyuluh (BOP) sebesar Rp. 260.000,- per penyuluh per bulan bagi 1.918 orang penyuluh di seluruh NTT,” ujarnya.(*).
Posting Komentar