Stunting Turun dari 17% ke 16% di Puskesmas Oesao, Data Per Juni-Juli

Berita-Cendana.Com- Oelamasi,- Data Stunting di Puskesmas Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur turun dari 17 persen menjadi  16, 4 persen data per Juni-Juli tahun 2025. 

Demikian disampaikan oleh Kepala Tata Usaha (KTU) Puskesmas Oesao Susana Selan, S. Kep di ruang kerjanya pada Senin, 11 Agustus 2025.

Penurunan data Stunting di Puskesmas Oesao itu,  atas dasar kerja sama dan kerja kolaborasi antara Kelurahan dan  Desa yang ada di wilayah pelayanan Puskesmas Oesao bersama petugas Puskesmas yang rutin mendampingi langsung anak-anak yang mengalami Stunting, ucap Susana, 

Stunting terjadi karena berawal dari pola asuh anak, pola makan yang kurang diperhatikan dari orang tua, sehingga anak-anak bisa jadi Stunting. Oleh karena itu, pihak Puskesmas Oesao melakukan pendampingan, setiap tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas tersebut wajib mendampingi kurang lebih lima orang anak. Pendampingan itu untuk memberikan pemahaman kepada orang tua untuk melakukan perbaikan-perbaikan pola asuh, pola makan dan menjaga kesehatan anak, beber KTU Puskesmas Oesao itu.

Lanjut KTU, pelayanan difokuskan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) karena periode ini tidak bisa diulang. Sedangkan pemenuhan gizi ibu hamil (tablet tambah darah, makanan bergizi, mencegah anemia), ASI eksklusif 0–6 bulan dan MP-ASI bergizi mulai 6 bulan serta Imunisasi lengkap untuk mencegah infeksi penyebab gizi buruk, bebernya.

Selain itu, pengobatan segera bila anak sakit (diare, ISPA, infeksi cacing).  Intervensi Gizi Sensitif dukungan lingkungan dan perilaku. Sanitasi dan air bersih (mencegah diare dan infeksi usus). Pendidikan gizi untuk orang tua, perencanaan keluarga (jarak kelahiran ideal). Pengentasan kemiskinan dan  bantuan pangan bergizi serta akses layanan kesehatan ibu dan anak yang memadai, ucap Susana Selan, S. Kep.

Jika harus memilih yang paling penting secara dampak langsung, intervensi gizi spesifik pada 1.000 HPK adalah kunci, khususnya pemenuhan gizi ibu hamil dan bayi. Tapi, tanpa dukungan gizi sensitif (sanitasi, edukasi, ekonomi), hasilnya kurang optimal, ucap KTU itu

Berdasarkan pendampingan dari pihak Puskesmas sehingga menekan angka Stunting dari 17 persen menjadi 16,4 persen pada bulan Juni-Juli 2025. Diharapkan orang tua anak tetap menjaga lingkungan rumah agar tetap bersih dan asri, jelasnya.

Simak data Per Kelurahan dan Desa yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Oesao per Juni-Juli yakni; Desa Oefafi, 33,30 persen turun menjadi 32 persen. Desa Tuatuka 27.10  persen turun menjadi 25.54 persen, Kelurahan Oesao 14.70 persen turun menjadi 12. 87 persen, Kelurahan Babau, 7. 43 persen turun menjadi 7. 42 persen, Kelurahan Merdeka, 17. 40 persen turun menjadi 15.76 persen, Kelurahan Tuapukan, 8 persen turun menjadi 7. 55 persen, Desa Oesao, 21. 70 persen turun menjadi 20.65 persen, Desa Tanah Putih, 20. 87 persen tetap 20.87 persen. Jadi Totalnya dari 17 persen turun menjadi 16.4 persen. Dari 8 Kelurahan Desa yang ada di Pelayanan Puskesmas Oesao, beber KTU.

Berdasarkan data tersebut,  rata-rata Desa Kelurahan mengalami penurunan, 1,0 persen per Desa Kelurahan, kecuali Desa Tanah Putih yang tidak mengalami penurunan. (*).




0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot