Baru Satu Tahun Dikerjakan, Segmen 1 Ruas Bealaing Mukun Basang Senilai Rp 18 M Sudah Rusak

Berita-Cendana.com-BORONG,– Jalan Hotmix Segmen 1 ruas Bealaing-Mukun-Mbazang Kabupaten Manggarai Timur (Matim) yang dikerjakan oleh PT. Wijaya Graha Prima (PT.WGP) dari alokasi dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Tahun Anggaran (TA) 2019 senilai 18.044.194.000 (Delapan Belas Milyar Empat Puluh Empat Juta Seratus Sembilan Puluh Empat Juta Rupiah) sudah rusak. Padahal¸ ruas jalan tersebut baru selesai dikerjakan PT. WGP di Desember 2020. Masyarakat pun merasa kecewa dan mengeluh terkait kualitas kerja kontraktor.


Berdasarkan pantauan Tim Investigasi Media ini pada Kamis (04/02/2021), ada beberapa titik mengalami kerusakan karena lapisan aspal hotmix yang tipis. Aspal mengalami retak dan patah serta berlubang selebar 2 meter ke tengah. 


Seperti disaksikan tim media¸ terhadap kerusakan tersebut kontraktor PT. WGP melakukan tambal sulam menggunakan hamparan urpil. Lalu dilapisi aspal goreng setebal 1,5 cm. Aspal goreng (hotmix) tersebut dipapar diatas urpil tanpa agregat sehingga antara aspal goreng dan urpil tidak saling lekat. Akibatnya¸ bekas tambal dengan aspal goreng tersebut kembali retak dan pecah-pecah hingga butiran aspan dan urpil terlepas¸ bahkan kembali tersiram keluar dari badan jalan. Bekas tambal tersebut kembali pecah-pecah (retak) dan terkelupas sehingga ,muncul pasir dan kerikil (urpil, red) karena tidak tahan lindasan lalulintas kendaraan yang lewat.


Sejumlah warga masyarakat (Mbealaing dan Mukun) yang ditemui Tim Media ini di lokasi itu pun mengungkapkan kekesalan dan kekecewaan mereka terkait kualitas jalan yang begitu buruk. Mereka bahkan meminta Pemprov NTT untuk melakukan tinjauan ulang terhadap kualitas kerja kontraktor dan meminta Pemprov menuntut kontraktor yang mengerjakan ruas jalan tersebut untuk bertanggungjawab (PT. Wijaya Graha Prima¸ red) serta memberi sanksi tegas terhadap kontraktor tersebut yang terkesan asal kerja. 


“Pak dorang bisa lihat sendiri kondisi jalannya. Tahun lalu baru dikerjakan PT. Wijaya (PT. Wijaya Graha Prima¸ red)¸ tapi hari ini aspal sudah terbongkar. Kerikil pasir juga sudah tumpah keluar dan tersiram sana sini. Dorang (mereka) taruh (papar¸ red) aspal tipis sekali makanya tidak kuat itu pak¸” ujar Ferdi Deo¸ salah satu warga yang ditemui di ruas jalan tersebut.


Menurut Ferdi¸ awal dikerjakan¸ ia dan masyarakat lain di kampungnya (Mbealaing Desa Bangka Pau-Kecamatan Poco Ranaka-Matim¸ red) senang karena jalan  tersebut akhirnya diperhatikan pemerintah dan diaspal. Tetapi melihat hasil kerja kontraktor¸ ia dan masyarakat sangat kecewa. “Dulu di Kalimantan saya pernah pengalaman ikut kerja aspal juga pak. Jadi kita tau (tahu) model kerja aspal yang bagus itu bagaimana. Ini bagi saya masih rendah kualitasnya¸” imbuhnya mengkritik.


Hal Senada diungkapkan rekan sekampung Ferdinan yakni Ardianus Minggu. Ia mengatakan kecewa melihat kondisi jalan yang baru berusia satu tahun itu. “Awalnya kami senang dan bahagia¸ jalan di kampung kami ini diperhatikan dan diperbaiki pemerintah. Tapi lihat kondisi jalan yang mulai rusak hari ini¸ saya  pikir kami hanya dihibur sementara oleh pemerintah tapi tidak iklas. Kerja aspal hanya asal jadi tapi hasilnya buruk¸” ujarnya.


Direktur PT. Wijaya Graha Prima¸ Erik Sujono yang dikonfirmasi Tim Media ini pada Sabtu (06/02/2021) melalui pesan WhatsApp/WA¸ menjelaskan bahwa paket pengerjaan ruas jalan tersebut telah selesai dikerjakan pada Desember 2019 dengan masa pemeliharaan 180 (Seratus Delapan Puluh) atau 6 (enam) bulan. “...sehingga sekarang sudah lewat dari masa pemeliharaan¸” tandasnya.


Erik mengungkapkan, “selama masa pemeliharaan kemarin telah dilakukan perbaikan minor (patching) dgn (dengan) indikasi kerusakan akibat beban overload oleh aktivitas truck besar  dgn (dengan), muatan berat yg (yang) tidak sesuai dgn (dengan) kelas jalan yg (yang) melintas di jln (jalan) tsb (tersebut).”


Ditanyai lebih lanjut terkait apa ‘kelas jalan’ dimaksud¸ Erik malah mengarahkan untuk menghubungi dan meminta penjelasan dari bagian design beban dan bagian perencanaan Dinas PUPR NTT. “Untuk lebih detail terkait kelas jalan dan design bebannya mungkin lebih tepat ke bagian perencanaan tim PU pak...¸” tandasnya.


Direktur PT. WGP itu menambahkan¸ bahwa penanganan selanjutnya terhadap kerusakan di ruas jalan tersebut akan dikoordinasikan dengan Dinas PUPR NTT.


Sementara itu¸ Kepala Dinas PUPR NTT, Ir. Maksi Nenabu, ST., MT yang dikonfirmasi Tim Media ini pada Jumat (05/02) menjelaskan bahwa¸ pihaknya telah menginstruksikan kepada PT. WGP untuk memperbaiki titik kerusakan tersebut. Juga menunggu  hingga curah hujan redah (berkurang, red) baru melakukan perbaikan. “Mereka (PT. WGP) siap perbaiki," ujarnya. (YT/tim).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot