Funan Banunaek: Guru Penggerak Dongkrak Kualitas Pendidikan


Berita-Cendana.Com- Kupang,- Salah Satu peserta dari 58 Program Guru Penggerak (PGP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)  optimistis akan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Program pelatihan selama sembilan bulan ini dinilai menjadi bekal berharga untuk menjalankan berbagai inovasi di bidang pendidikan dan pengajaran, dan tentu mendongkrak kualitas pendidikan nasional.


Demikian disampaikan oleh Funan Banunaek, S Pd Guru SMP Negeri 4 Kota Kupang saat tim media ini menemuinya di Sekolah tersebut pada hari Selasa, 12/04/2022 pagi. Funan Banunaek adalah Guru Penggerak angkatan ke 3 secara Nasional, sedangkan di Kota Kupang adalah angkatan pertama.


Menurut Funan, yang spesial dari PGP adalah materi untuk mendorong para guru menciptakan program yang berdampak dan berorientasi kepada merdeka belajar  murid. “Kami juga diajarkan tentang diferensiasi yang memandang murid sebagai individu unik dan berbeda dengan keragaman karakteristiknya,” jelas.


PGP sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan Indonesia saat ini. Melalui program ini, paradigma dan pola pikir guru dipertajam agar mengakar pada filosofi Ki Hajar Dewantara yakni pendidikan dan pengajaran yang berorientasi kepada murid. Tiga modul dalam program ini mengarahkan pada penciptaan murid berkualitas secara holistik yang bukan hanya berdasarkan kemampuan akademik.


Sebagai contoh, sebelumnya prestasi murid hanya diukur dari nilai ujian nasional. Adapun anak-anak berprestasi seni, olahraga, dan lainnya cenderung terabaikan. Melalui metode diferensiasi, guru didorong menghargai perbedaan potensi murid. “Murid akan tumbuh menjadi potensi-potensi yang sangat berbakat di bidang masing-masing, sehingga ke depan diharapkan mereka akan menjadi individu yang saling menghargai keberagaman yang kami ajarkan,” terang Funan Banunaek.


Selain soal diferensiasi murid, PGP juga dinilai mampu mendorong para guru meningkatkan keterampilan dan literasi, salah satunya adaptasi terhadap teknologi. Di tengah cara pengajaran yang berubah total akibat pandemi COVID-19, guru-guru diajarkan berbagai platform aplikasi untuk membantu proses belajar mengajar secara daring.


Lanjut Funan, dalam jangka menengah dan panjang, keberadaan guru penggerak dapat menggerakkan dan memperkuat ekosistem di sekolah. Ia pun mengajak dan mendorong para guru lain untuk terlibat dalam PGP. Sebagai catatan, PGP Angkatan pertama Kota Kupang ini menjelaskan proses seleksi dan pelatihan guru penggerak memang sangat ketat. Ia menyarankan para calon guru penggerak angkatan tahun ini meneguhkan niat dan semangat mengikuti program pendidikan. “Lakukan saja dengan tulus ikhlas, semangat belajar, bergerak dan berbagi untuk generasi kita yang lebih baik. Sehingga apa yang kita lakukan nanti bisa lebih bermanfaat dan berdampak kepada murid-murid kita dan bagi generasi kita berikutnya, “ tegasnya.


Filosofi "Merdeka Belajar" disarikan dari asas penciptaan manusia yang merdeka memilih jalan hidupnya dengan bekal akal, hati, dan jasad sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan demikian, merdeka belajar dimaknai kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan, beber Funan.


Keseluruhan pengalaman belajar itu 

diramu dalam siklus MERDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, lalu dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi 

Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata. Diharapkan model pembelajaran yang berbasis pengalaman seperti ini dapat mewujudkan guru dan murid merdeka yang menjadi pembelajar sepanjang hayat, jelasnya.


Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 15 Kota Kupang Blasius Juni, S.Pd bahwa optimistis PGP akan mendongkrak kualitas pendidikan. Menurut dia, PGP tidak hanya mengajarkan teori, namun juga berbagai praktik baik yang dapat diterapkan di sekolah.

Dia menjelaskan, PGP mengajarkan para pesertanya untuk mampu menguasai berbagai teknik mengajar serta memetakan seluruh aset di sekolah yang mampu dikolaborasikan. 


Beberapa perubahan yang sedang dilakukan di sekolahnya adalah pemetaan bakat dan minat siswa. Dari sanalah proses pengembangan murid akan dimulai sesuai dengan diferensiasinya. “Kami merasa bahwa guru penggerak sebagai lampu yang menerangi tempat gelap di sekolah ini, dan justru perjuangan baru akan dimulai untuk kemajuan anak murid di Sekolah” tegas Blasius Juni.(YT/RS).



0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot