Beda Itu Indah, Cerita Unik Tokoh Pemuda Hidup dengan Keluarga Beda Agama


Berita-Cendana.com-Kupang,- Theofilus Polo, SE adalah seorang pemuda asal Kabupaten Lembata yang menyelesaikan Studi pada bulan Maret 2022 lalu, Alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Artha Wacana Kupang tersebut memiliki cerita unik sepanjang perjalanan hidupnya. 


Demikian disampaikan oleh Theofilus Pollo, SE di Kelurahan Kayu Putih Kota Kupang pada hari Senin, 12/09/2022.


Kisah unik kehidupan Polo sapaan akrabnya dimulai sejak lahir, dimana dirinya lahir dengan dua orang tua yang berbeda keyakinan (beda agama). Bapak Agama Protestan, Bundanya Katolik, Kakak Perempuan Menikah Agama Hindu dan Kakak perempuan lainnya menikah dengan Muslim. Namun kehidupan keluarga mereka aman dan tentram dalam setiap perkumpulan keluarga.


Tidak hanya hidup dengan kedua orang tuanya yang berbeda agama, tetapi setelah tumbuh dewasa pun dua orang saudaranya harus menikah dengan suami berbeda agama dan tinggal dalam 1 atap yang sama.


Protestan, Katolik, Hindu dan Muslim hidup dalam satu atap yang sama namun tetap akur dengan mengedepankan asas-asas toleransi kemanusiaan.  


Berbeda dalam keyakinan tidak membuat perbedaan atau diskriminasi dalam keluarga besar Polo, mereka menjalani hari-hari dengan tetap akur dan bahagia. Setiap hari raya keagamaan, semua anggota keluarga tetap bekerja sama untuk menyukseskan hari raya tersebut. Misalnya Hari Raya Idul Fitri, anggota keluarga yang non Muslim tetap bekerja membantu saudaranya yang muslim untuk merayakan hari Raya Idul Fitri begitupun hari raya Natal dan hari raya umat Hindu.


Menurutnya bahwa beda Agama bukan beda darah, (beda itu Unik), Selagi darah masih merah berarti saudara, jadi harus saling menghargai satu sama lain. Saling menguatkan dalam beriman saling menopang untuk menciptakan perdamaian, damai itu indah, damai itu harmonis, jelas Theofilus Polo.


Pada kesempatan berbeda Pengurus Komunitas Peace Maker (Kompak) Kupang berharap bahwa terciptanya perdamaian adalah tanggung jawab setiap orang baik itu dari agama apa pun. Perlu menjaga kedamaian dan menciptakan toleransi yang baik, tegas Iskandar S. Wutun.

 

Lanjutnya bahwa setiap insan memiliki tanggung jawab perdamaian dimanapun ia berada, keluarga yang aman dan damai, dasarnya adalah toleransi kemanusiaan, dan saling menghargai satu sama yang lain, jelas Iskandar S. Wutun.(*)

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot