Berita-Cendana.Com- Boking,- Diduga Kuat Kepala Desa Nano Imanuel Kamlasi melakukan pengadaan bibit ikan di dalam "Tacu" karena ikan tersebut mati diduga tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Seharusnya ukuran ikan 7-9 cm namun kenyataan di lapangan terdapat ikan berukuran 2-3 cm.
Demikian tim media melakukan investigasi pada Rabu, 31/08/2022. Sesuai informasi yang diperoleh tim investigasi bahwa ukuran ikan dalam RAB seharusnya 7-9 cm namun kenyataan di lapangan 2-3 cm sehingga menyebabkan ikan-ikan tersebut mati dan masuk tacu. Ikan yang mati mencapai 447 ekor.
Disisi lain juga media ini memperoleh informasi dari masyarakat bahwa pengadaan ikan Lele, ikan Nila dan ikan karper berjumlah 4.000 ekor, namun kemudian ikan Lele yang mati 42 ekor, Nila 192 ekor dan ikan karper 213 ekor sehingga dari total 4.000 ekor mati 447 ekor maka sisa 3.553 ekor, jelas Donpiter Finmeta itu.
Lanjut Donpiter bahwa seluruhnya 4.000 ekor ikan yang akan dibagikan kepada 4 kelompok, namun kelompok yang ada di Dusun 2 atas nama Bapak Melianus Tamelan sudah mengambil 100 ekor ikan lele, sedangkan kelompok lain yang berada di Dusun 3 atas nama Bapak Yakobus Kamlasi sore hari akan ambil ikan, tegas Finmeta.
Informasi yang disampaikan oleh Donpiter Finmeta terkait sore hari Dusun 3 akan mengambil ikan itu sesuai dengan hasil investigasi tim media di Dusun 3 tersebut Tim media menemukan belum adanya kolam yang disediakan.
Kepala Dusun 3 Yakobus Kamlasi bersama tim media ke tempat yang akan digali kolam, tim media tidak menemukan tanda-tanda galian kolam ikan. Kepala Dusun itupun mengakui bahwa kolam belum tersedia, jelasnya.
Tim media memperoleh data dan informasi bahwa Ikan lele berjumlah 4.000 ekor, ikan Karper 915 ekor dan ikan Nila 915 ekor sehingga ditotalkan menjadi 5.830 ekor ikan di Desa Nano, tetapi fakta di lapangan tidak sesuai dengan data yang diperoleh dari RAB itu. Fakta dilapangan ikan Lele, Karper dan Nila berjumlah 4.000 ekor itu menunjukan bahwa Pemerintah Desa Nano mengurangi jumlah ikan 1.830 ekor. Pertanyaan dikemanakan 1.830 ekor itu.
Diketahui juga bahwa pengadaan bibit ikan di Desa Nano tidak menggunakan tenaga TPK padahal TPK sudah dibentuk dan anggarannya pun telah di anggarkan di dalam RAB. Hal ini disampaikan oleh Wakil TPK Jid Tefi saat media ini melakukan konfirmasi, Sabtu, 03/09, jelasnya.
Menurut Jid Tefi bahwa TPK sampai detik inipun belum pegang RAB jadi kerjanya tentu tidak akan sesuai. Sesungguhnya Kepala Desa dan Bendahara yang kerja sama untuk melakukan pengadaan bibit ikan, jelas Wakil Ketua TPK itu.
Selain itu juga Bendahara Desa Nano Nehi Leotuna kepada media Sabtu, 03/09 bahwa TPK yang melakukan pengadaan bibit ikan namun Wakil TPK Jid Tefi membantah itu. Lanjut Nehi bahwa seluruh Kolam ikan telah disiapkan namun kenyataan tidak seperti yang disampaikan oleh Bendahara Desa Nano.
Menurut Nehi Leotuna bahwa pengadaan bibit ikan di Desa Nano dengan jumlah sesuai dengan RAB adalah Lele 4.000 ekor Nila 915 ekor dan Karper 915 ekor. " Namun kami bulatkan menjadi lele 4.000, karper 1.000, Nila 1.000, jadi Total 6.000 ekor," katanya.
Namun informasi yang disampaikan oleh Nehi sangat bertolak belakang dengan Donpiter Finmeta bahwa ikan yang ada hanya 4.000 ekor dari 3 jenis ikan itu.
Pada momen berbeda Kepala Desa Nano Imanuel Kamlasi saat tim media ini melakukan konfirmasi melalui telfon selulernya pada hari Sabtu, 03/09. Dirinya mengakui bahwa kalau ikan tersebut mati dan yang diturunkan 4.000 ekor ikan. Dirinya mengakui bahwa belum melihat RAB dan yang urus adalah TPK serta pihak ketiga yang melakukan pengadaan, tegas Kades.
Menurut Kepala Dusun 3 itu bahwa nanti baru digali karena masih sibuk urusan keluarga. Tim media ini tiba di kantor Desa Nano tepat jam 11:00 dan mendapati Kantor Desa dalam keadaan Kosong tidak ada 1 perangkat desa pun yang ada di kantor. Tim media hendak bertanya kepada seorang Ibu di depan jalan terkait keberadaan para perangkat desa tersebut, ibu itu menjawab bahwa mereka sudah pulang semua, jelasnya.
Pihak penegak hukum diminta untuk memperhatikan Desa Nano dan mengungkap otak intelektual dibalik pengadaan ikan di Desa Nano. Diduga kuat ada Pemain Belakang sehingga pengadaan ikan tidak sesuai dengan RAB.(BCC/TIM).
Posting Komentar