Rogare, Ritual Umat Katolik Meminta Hujan





Beritacendana.com- Oepoli, - Ritual Umat Katolik Paroki Santa Maria Mater Dei Oepoli meminta agar turunnya Hujan, hal ini dilaksanakan di Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten  Kupang, 21/02/ 2020.

Upacara ini di pimpin langsung oleh Bapak Gregorius Parera, upacara ini diawali dengan berpuasa selama 40 hari, dan di lanjutkan dengan ritual selama 9 hari. 

"Ungkap Gregorius, kata roga berasal dari kata bahasa Latin yaitu rogare, meminta. Selanjutnya, dibentuk menjadi imperativus, roga berarti mintalah. Tradisi ini ditinggalkan oleh para Misionaris Portugis ketika menjamah wilayah Nusa Tenggara, khususnya Pulau Timor melalui Lifau".

Doa meminta hujan ini akan dilaksanakan pada waktu musim hujan namun hujan tak kunjung datang. Untuk memohon hujan turun agar kemarau panjang, jangan sampai menimbulkan kekeringan bagi alam dan kelaparan bagi makhluk hidup.

Doa Roga memiliki perlindungan di tiap arah mata angin. Bagian Selatan, Nossa Senhora atau Bunda Maria, Utara yakni St. Antonio Legnio atau St. Antonius Padua, Timur yakni St. Fransiskus Xaverius dan Barat, St. Don Louis IX. Roga akan berakhir dengan Romata atau ritual pembersihan diri di tepi pantai, diikuti dengan permohonan yang sungguh agar Allah Tritunggal Mahakudus berkenan menyiram bumi dengan hujan yakni berkat-Nya sendiri.

Umat Katolik Sta. Maria Mater Dei Oepoli, di mana tradisi ini dibuat, selalu yakin bila tiba hari puncak atau terakhir, akan terjadi hujan yang sangat lebat. Musim Barat tiba dan air berkelimpahan untuk tumbuh tanam-tanaman dan manusia. Petikan sabda Yesus, mintalah maka kamu akan diberi sungguh terjadi dalam hidup umat-Nya. Besok hari puncak. Syukurlah kepada Tuhan dan Bunda Maria.

Agustinus Tamelab

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot