Mashud Bethan: Siswa Dan Guru Dirumahkan Bukan Libur Namun Tetap Belajar




Berita-Cendana.com - Kupang,- Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kota Kupang, Mashud Bethan, S.Pd. menyampaikan kepada media ini bahwa proses belajar siswa di tengah pandemic covid 19. Kami selalu mengikuti protokoler pemerintah bahwa belajar dari rumah.

Hal ini disampaikan pada hari Jumat, 15/05/2020. Kami selalu mengikuti himbauan dari dinas P&K Kota Kupang bahwa siswa dan guru dirumahkan, dirumahkan bukan dalam arti libur namun tetap belajar.

Oleh karena itu didesain untuk proses belajar mengajar tetap berjalan, maka proses pembelajarannya bersifat darling, memang prisipnya pada awal itu kita tidak pungkiri bahwa seluruh Sekolah di Kota Kupang bahkan seluruh NTT semua belum ada persiapan sistim. Untuk proses belajar mengajar bisa berjalan maksimal baik itu baik dari siswa maupun guru. Terutama bagi sekolah-sekolah dengan kapisitas jumlah siswanya yang banyak.

Lanjut Bethan, bukan tidak bisa tetapi dengan Pandemic covid 19 yang mendadak seperti ini tentunya persiapan sistim belum maksimal, tetapi di SMP N 3 tetap menghadapi kondisi ini dengan proses pembelajarannya dan tetap memerankan guru matapelajaran membuat group WhatsApp dengan wali kelas untuk dapat mengakses informasi sajikan materi. Atau bersifat jtu dilepas melalui group kemudian siswa meresponi kemudia kerjakan dan mentransfer kembali kepada guru. Jelasnya.

Kita meihat dari aspek sosial, siswa sedang mengalami persoalan karena sujumlah siswa yang tidak memiliki perangkat seperti handphone android dan kost pembiayaan pulsa data. Menurut analisa Kepala Sekolah SMP N 3 ini balance juga, kenapa dikatan balance karena kalau tiap hari datang sekolah tentunya ada kost juga, namun karena belajar dari rumah ya, uang itu digunakan beli pulsa data untuk mengakses tugas, tetapi memang bukan itu cara berpikir orang tua.

Lanjut Mashud Bethan, memang guru dan siswa mengalami kesulitan karena ada orang tua yang tidak mampu membelikan pulsa karena pada masa pandemic ini pendapatan menurun namun sekolah mengapresiasi hal itu.

Selain itu, tempat sekolah SMP N 3 ini kita menyadari betul bahwa ini sebagai rumah sendiri, tempat mengaya rejeki untuk memberikan berkat kepada istri, suami dan anak-anak itu aspek sosil, kalau dari aspek pemerintah dan birokrasi ini sebagai tugas pokok. Namun pada aspek sosial kita menyadari betul karena dalam perjalanan kita selalu bersama-sama berada dengan anak dan guru, dengan adanya kondisi yang mendadak seperti ini kita merasakan kehilangan siswa dan guru, kalau libur itu biasa kalau ini sudah berbulan-bulan.

Mengenai informasi keadaan antara guru dan siswa, karena situasi membuat kita galau, resah  anatara teman dengan teman namun guru-guru terkadang kami membangun komunikasi melalui whatsApp dan guru-guru kelas juga terkadang menanyakan keadaan siswa dirumah, paling kurang guru memperoleh informasi. Katanya.

Menurutnya, metode pembelajaran online ini bukan didesain tetapi metode yang dipaksakan karena kalau didesain tentunya menyiapan fasilitas yang memadai dan dalam proses ini step by step harus ada evaluasi untuk perbaikan, namun dengan kondisi wabah ini saya pikir terlalu luar biasa biar tidak maksimal namun guru sedang diingatkan bahwa kedepan digital sangat penting.

Dulu dilarang siswa tidak boleh memegang handphone tetapi dengan situasi seperti ini hukum terbalik dan diharapkan siswa memiliki handphone untuk melakukan akses dengan guru kelas maupun guru matapelajaran.

Harapannya,  guru dan siswa SMP Negeri 3 Kota Kupang tetap dirumah dan menjaga kesehatan, tetap mengikuti protokoler pemerintah dan jangan panik dalam menghadapi situasi pandemic ini dan semoga pandemic ini cepat berlalu untuk kita bisa kembali berjumpa dan malakukan aktuvitas sebagai mana mestinya. Tutup Kepsek.

Penulis: Yulius Tamonob

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot