Ketua DPRD NTT: Teman yang Berpesta, Kami yang Cuci Piringnya

Berita-Cendana.com- Kupang,– Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) NTT, Ir. Emilia Nomleni melontarkan kritik pedas kepada pemerintah provinsi (Pemprov) NTT sebagai pihak eksekutif terkait perjalanan kemitraan legislatif-eksekutif sekitar 2 tahun terakhir. “Janganlah teman berpesta dan kami yang mencuci piringnya”. Ya……, jangan ada dusta diantara kita,” ujarnya.


Kritik itu dilontarkannya sebelum menutup pidatonya dalam Rapat Paripurna dengan Agenda Penutupan Masa Sidang III DPRD NTT Periode 2020-2021 dan Pembukaan Masa Sidang I Periode 2021-2022 yang akan membahas Perubahan APBD Tahun Anggaran (TA) 2021 di Gedung DPRD NTT pada Kamis (9/9/21).


Menurut Nomleni, sebagai wakil rakyat/legislatif dan pemerintah/eksekutif telah bermitra sekitar dua tahun untuk  menyusun perencanaan yang tertuang dalam program dan kegiatan bagi kepentingan dan kebaikan rakyat.  “Walaupun ada perbedaan-perbedaan tetapi kita berjalan bersama, karena kewajiban kita melayani rakyat.  Karena itu, dalam kemitraan ini kami, meminjam istilah beberapa sahabat, ‘Janganlah teman berpesta dan kami yang mencuci piringnya'. Ya……, jangan ada dusta diantara kita,” kritik Nomleni.


Nomleni juga mengingatkan Gubernur NTT agar memperhatikan siklus pembahasan anggaran, mengingat Pembahasan Perubahan APBD baru dilaksanakan pada Masa Persidangan I.  “Maka saya atas nama pimpinan dan anggota Dewan terus mengingatkan gubernur dan jajarannya agar tetap memperhatikan siklus pembahasan anggaran sesuai amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga pembahasan dan penetapan APBD baik murni maupun perubahan dapat dilakukan tepat waktu,” tandasnya.


Nomleni yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP NTT dalam pidatonya juga menyoroti dan mengkritisi 6 hal penting, antara lain Pandemi Covid-19. “Kami mengajak semua pihak dan khususnya pejabat publik untuk tidak menambah beban masyarakat dengan lebih berhati-hati dalam bersikap dan berkata-kata sehingga tidak membuat kegaduhan di publik,” ujarnya.


Hal tersebut, lanjutnya, akan berdampak pada dilematisnya aparat keamanan dan Satgas Covid 19 dalam menegakkan aturan. “Sehingga bersikap ambivalensi serta dapat melemahkan semangat masyarakat dan akhirnya  bersikap masa bodoh. Sikap anggap enteng itu melukai orang-orang yang menjadi korban Covid 19, masyarakat yang terdampak Covid 19, tenaga kesehatan, aparat keamanan dan Satgas Covid 19,” kritiknya.


Nomleni menjelaskan, Pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan seluruh peradaban di muka bumi, termasuk di NTT. “Yang susah bertambah susah, yang miskin semakin menjadi miskin,” katanya.


Pemberlakuan PPKM sebagai salah satu jalan keluar untuk menekan angka Covid 19, bebernya, mengakibatkan pelaku dunia usaha membatasi aktivitas perdagangan, kegiatan keagamaan, pendidikan, masih dengan daring/online, kegiatan sosial kemasyarakatan dibatasi.


Semua itu, lanjut Nomleni, demi penghargaan kita kepada nyawa manusia. Dengan PPKM yang ketat dimana semua pihak mentaatinya akan membantu situasi ini perlahan-lahan pulih dan kita kembali hidup normal. “Masih dalam rasa prihatin dan duka,    kami menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kehilangan orang orang yang dicintai karena bencana peradaban Covid-19. Allah Maha Rahim menopang, menguatkan dan menghibur keluarga duka. Kita yakin, semua yang sudah pergi mendahului kita telah tenang dan bahagia di kekekalan,” ungkapnya.


Dewan, kata Nomleni, terus mendukung Pemerintah Provinsi NTT, kabupaten dan kota lewat ujung tombak aparat keamanan dan Satgas Covid 19 dalam penerapan  PPKM Level tiga untuk tidak kendor sedikitpun,  untuk tetap taat protocol kesehatan, tetap menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan menahan mobilitas keluar rumah untuk hal yang tidak penting. “Serta mengajak masyarakat untuk divaksin. Kami terus  mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan dalam menghadapi pandemi Covid-19; menyatukan seluruh energi untuk bersama dapat mengatasi pandemi ini,” harapnya.


Pada kesempatan tersebut, Nomleni juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tenaga kesehatan:  dokter, perawat, cleaning service, tenaga pemulasaran jenazah, sopir mobil jenazah, tenaga penggali kubur, aparat keamanan, satgas Covid 19. “Dan seluruh masyarakat yang tidak pernah lelah bahkan tidak pernah tidur dan kehilangan kenyamanan untuk memberi penghargaan kepada manusia dan merawat kehidupan,” ujarnya. (YT/TIM).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot