Berita-Cendana.com- Jakarta,- Belakangan ini lagi ramai di media sosial memperbincangkan baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang bertebaran di desa-desa terdampak erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur. Politikus PDIP ini disorot karena bermuatan politik.
Tokoh Aktivis 98 Aznil Tan sekaligus Ketua Umum Ikatan Alumni UMB ini menilai pemasangan baliho tersebut merupakan politisir bencana untuk kepentingan politik 2024. Puan dituding melakukan branding untuk pencapresannya di 2024.
"Pemasangan baliho Puan itu sungguh memalukan. Bencana pun dipolitisir untuk membranding diri dia dalam pencapresan 2024 nanti," kata Aznil Tan ke media, Jakarta, Sabtu (25/12/2021).
Dia mengatakan bahwa masyarakat sekitar Gunung Semeru sedang membutuhkan bantuan barang kebutuhan hidup sehari-hari.
"Dibutuhkan rakyat itu bukan baliho. Bukan juga jargon-jargon. Yang dibutuhkan rakyat itu bukti konkrit. Daripada uang buat baliho yang begitu banyak lebih baik disumbangkan berupa uang tunai atau barang yang bisa membantu kesulitan rakyat tertimpa bencana," jelas dia.
Aznil Tan mengatakan bahwa Puan Maharani sebagai Ketua DPRI RI lebih efektif menjalankan tugasnya untuk melakukan pengawasan penggunaan anggaran untuk membiayai penanganan dampak bencana erupsi Gunung Semeru. Pemerintah mengklaim, masih memiliki anggaran sebesar Rp 1 triliun untuk membiayai dampak bencana alam. Dana tersebut, salah satunya akan digunakan untuk penanganan erupsi Gunung Semeru.
"Sebagai ketua DPR-RI, Puan sebaiknya bertugas mengawasi penggunaan anggaran oleh pemerintah yang masih ada Rp 1 triliun lagi untuk bencana. Bagaimana penggunaan anggaran itu lebih tepat guna dan bisa memulihkan kembali kehidupan dan ekonomi masyarakat tertimpa bencana. Kalau itu dia lakukan, tanpa ada baliho pun rakyat akan dukung dia sebagai Capres," ujar Aznil Tan lebih lanjut.
Belakangan setelah ramai di media sosial, Satpol PP Lumajang pun menurunkan baliho bergambar Puan tersebut yang bertebaran di desa-desa terdampak erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur.(*).
Posting Komentar