Simpatisan Demokrat Surati AHY Sikapi Vakumnya Ketua Demokrat NTT

Berita-Cendana.com- Kupang,- Dua orang simpatisan Partai Demokrat yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan toko dan penjual bakso di NTT mengirim surat terbuka kepada Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono menyikapi vakumnya Ketua DPD Partai Demokrat NTT padahal musda sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu.


Surat terbuka yang berisi tentang pesan demokrasi dalam tubuh Partai Demokrat itu dikirim Isak Djami yang juga berprofesi sebagai karyawan toko dan Roni Djara, penjual bakso di Kota Kupang pada Sabtu (11/12/2021).


Selain surat terbuka, simpatisan Partai Demokrat ini juga menulis di berbagai platform media sosial, seperti grup-grup facebook dan WhatsApp. Tulisan yang mereka unggah, diteruskan berkali-kali oleh pengguna media sosial.


Isak Djami yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan toko di Kota Kupang membeberkan lima poin yang dicantumkan dalam suratnya.


Kelima poin dimaksud yakni, (satu), Terkait pemilihan Ketua DPD Partai Demokrat di NTT yang sampai hari ini belum ada keputusan dari DPP. Sebagai simpatisan dan pecinta partai Demokrat, ia meminta kepada Bapak AHY dan pengurus DPP untuk menertibkan Surat Keputusan (SK) dan menetapkan Bapak Dr. Jefri Riwu Kore sebagai ketua terpilih dengan merujuk pada hasil musda. Dalam forum musda yang telah digelar, bapak Jefri Riwu Kore memperoleh dukungan terbanyak dengan meraih 12 suara dari 22 DPC. Mayoritas suara ini tentunya berdasarkan hasil demokrasi di dalam tubuh Partai Demokrat.


(Dua), Dengan semakin lamanya keputusan dari DPP sebagai pemilik satu suara sah, membuat masyarakat NTT bingung dan bertanya-tanya ke mana arah suara DPP. Jika DPP melihat dan mempertimbangkan secara baik tentang elektabilitas Bapak Jefri Riwu Kore yang kini menjabat sebagai Walikota Kupang, tentunya beliau sangat layak untuk dipercayakan kembali memimpin Partai Demokrat NTT.


(Tiga), Jika DPP mengambil keputusan berbeda dengan fakta dukungan dalam musda dan menetapkan Leo Lelo sebagai Ketua Demokrat NTT, kemungkinan besar mereka sebagai pecinta Partai Demokrat akan beralih.

“Kami mencintai Demokrat bukan karena BKH, Anita, Abdulah, Leo Lelo dan kawan- kawan, tapi kami mencintai Demokrat karena ada sosok karismatik yang telah membawa perubahan di Kota Kupang yaitu Bapak Jefri Riwu Kore,” tandas Isak Djami.


(Empat), Jika Bapak Jefri Riwu Kore tidak diakomodasi, itu sama halnya Demokrat sedang mengurungkan niatnya untuk menjadikan kadernya sebagai Gubernur NTT di masa mendatang. Karena selain berpeluang menjadi Walikota Kupang dua periode, Bapak Jefri Riwu Kore merupakan salah seorang sosok yang bisa menjadi kandidat terkuat untuk jadi Gubernur NTT. 


(Lima), Jika Bapak AHY dan pengurus DPP salah menetapkan ketua DPD Demokrat NTT periode 2021-2026, DPP akan melihat sendiri hasil pemilu tahun 2024 mendatang.

Sementara itu, penjual bakso di Kota Kupang, Roni Djara yang mengaku sebagai anak dari mantan anggota DPRD dari Partai Demokrat, Ifraim Djara menyampaikan beberapa hal ke AHY agar bisa menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam menetapkan Ketua DPD Demokrat NTT periode 2021- 2026.


Dalam surat terbukanya, Roni Djara mengungkapkan lima poin yang harus diperhatikan. (Satu), Musda DPD Demokrat NTT beberapa waktu lalu mengusulkan dua nama ke DPP untuk dipertimbangkan dalam menentukan pilihan, karena katanya dalam aturan baru, DPP memiliki satu suara. Jika benar demikian, sebagai anak kader dan pendiri Demokrat di NTT, ia mendesak untuk menetapkan Bapak Jefri Riwu Kore sebagai Ketua DPD Demokrat NTT. Karena berdasarkan Hasil Musda, Bapak Jefri memperoleh 12 suara sah dari 22 DPC dan satu suara DPD yang ada di NTT, sedangkan Pak Leo Lelo hanya meraih 11 suara.


(Dua), Bapak AHY juga harus sesegera mungkin menetapkan Bapak Jefri Riwu Kore sebagai Ketua DPD terpilih berdasarkan hasil musda, apalagi musda tersebut memang murni berdasarkan hasil demokrasi, tanpa ada tekanan.


(Tiga), Jika Bapak AHY sebagai Ketum yang memiliki satu suara sah tidak menetapkan Bapak Jefri Riwu Kore sebagai ketua terpilih, maka Demokrat tidak menghargai proses demokrasi di partai.


(Empat), Jika Bapak Jefri Riwu Kore tidak dipercayakan memimpin Demokrat NTT, maka ia tidak akan memberikan dukungan kepada setiap kader Demokrat yang maju sebagai calon kepala daerah maupun calon legislatif.


“Saya akan mengambil sikap untuk memberi dukungan kepada calon dari partai lain ketimbang membesarkan Partai ini. Karena sudah jelas Bapak Jefri Riwu Kore adalah calon ketua yang memiliki perolehan suara terbanyak dalam musda dibandingkan Leo Lelo,” ungkap Roni Djara.(Tim).





0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot