Diduga BUMDes Enoraen Disinyalir Masuk Saku Kades dan Pengurus


Ket. Foto: Mantan Kades Enoraen dua Periode dan Tokoh Adat Setempat. Barang-barang kios mubazir.

Berita-Cendana.Com- Oelamasi,- Diduga kuat Dana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Enoraen Kecamatan Amarasi Timur Kabupaten Kupang Provinsi NTT disinyalir masuk saku Kepala Desa dan Pengurus BUMDes. Dana tersebut sejak 2016, 2017 total 200 juta. Namun saat ini tidak ada gerakan apapun di Desa.


Demikian disampaikan oleh mantan Kepala Desa Enoraen dua periode Fransiskus Ton di Desa Enoraen pada Kamis, (29/2/2024).


Menurut mantan Kades Enoraen dua periode itu, Pengurus BUMDes Enoraen adalah Ketua orang penting Sekretaris juga orang penting di Enoraen. Jadi orang penting tersebut bukan saja pengurus BUMDes tetap juga mengurus kepentingan lain sehingga dinilai tidak tepat sasaran atau tidak serius mengurusnya sehingga kios itu tidak terurus dengan baik, beber Fransiskus Ton.


Lanjutnya, Kios BUMDES juga tidak terurus sudah terhitung 2 tahun, jadi barang-barang kios sudah pada rusak, artinya bahwa Dana BUMDes tidak terurus maka  dipastikan di saku Kades dan Pengurus. Barang-barang kios seperti Kopi, gula, telur dan masako diduga sudah kadaluarsa dan tidak terurus, tegas Fransiskus Ton.


Barang kios mubazir, apakah dana juga mubazir atau di dalam saku Kades dan Pengurus BUMDes itu, tanya Fransiskus Ton. 

Dana 200 juta yang ditinggal oleh mantan Kades dua periode saat itu, apakah dana masih ada dalam KAS Desa atau ada di saku Desa dan Pengurus BUMDes, tanya Ton.


 “Ini tidak ada gerakan apapun. Apakah dana BUMDes masih ada di KAS atau ada di saku Kades dan Pengurus BUMDes Enoraen atau di mana,”. Fransiskus Ton meminta Pemerintah Kabupaten Kupang untuk memanggil Kepala Desa Enoraen, Sariwan Herry Takain untuk periksa terkait dana BUMDes 200 juta itu. Dana tahun 2016, sejumlah 100 juta dan tahun 2017 berjumlah 100 juta, jadi total dana BUMDes dua tahun terhitung 200 juta. Dana tersebut dipergunakan untuk apa saja, dan untuk siapa saja,  tanyanya.


Mantan Kades Enoraen dua periode itu sangat kesal dengan pengelolaan karena sejumlah barang kios di Kios Desa tidak diurus oleh siapapun. Padahal masyarakat Enoraen Kecamatan Amarasi Timur Kabupaten Kupang sangat membutuhkan, karena tahun 2024 masyarakat gagal tanam dan gagal panen, sehingga masyarakat butuh dana untuk memperbaiki ekonomi keluarga, tetapi dari Pemerintah Desa tidak ada solusi apapun bahkan apatis dengan keadaan itu, pungkas Ton.


Selain itu, Kades Enoraen Sariwan Herry Takain dikonfirmasi via WhatsApp pribadinya pada Sabtu, (2/3) terkait pengelola Dana BUMDes, ia mengaku bahwa sementara berjalan. Berjalan di bidang peternakan. Tetapi tidak disebut peternakan berupa hewan apa yang ada. Wartawan menanyakan terkait besaran anggaran dan kios mubazir sang Kades itu mengakui bahwa kios milik BUMDes tidak berjalan karena tidak ada ada tenaga yang mengurus kios itu, kata Sang Kades itu.


Lanjutnya, Kios itu harus membutuhkan orang yang jujur dan setia karena soal mengurus keuangan Desa, katanya. Jadi Kepala Desa Enoraen kesulitan mencari orang jujur dan setia di Desanya untuk mengurus kios tersebut, tulisannya.


Artinya bahwa di Desa Enoraen belum ditemukan orang yang jujur dalam mengurus keuangan, dan setia untuk mengurus kios tersebut sehingga barang-barang kios mubazir. Diduga barang-barang kios sudah kadaluarsa dan tidak bisa dimanfaatkan lagi, pantauan tim media di ruang yang terisi barang-barang kios.


Terkait total Dana BUMDes, Kades menyampaikan bahwa saat serah terima jabatan dari penjabat, dalam rekening itu 125 juta bukan 200 juta sehingga dikelola di bidang peternakan hingga sekarang, kata Kepala Desa itu. 



Selain itu, Ketua BUMDes Enoraen, (KM)  dikonfirmasi awak media, namun berusaha untuk menjawab pertanyaan wartawan, bahkan meminta wartawan untuk ke Kantor Desa pada Selasa, (5/3). Namun wartawan telah menjelaskan bahwa pada Kamis, (29/2), sudah ke Kantor Desa namun tidak bertemu Ketua BUMDes Enoraen. 



Ketua BUMDes diduga kuat mengetahui benar terkait aliran dana, sehingga ia berusaha menghindari pertanyaan wartawan dengan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan wartawan. (*).







0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot