Hadiri Dialog Tingkat Tinggi RI-Tiongkok, Sahat Sampaikan Usulan Program _Twin Quarantine Port


Berita-Cendana.Com- Labuan Bajo, - Demi memperlancar akses pasar komoditas pertanian dan perikanan Indonesia, Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M. Panggabean sebagai delegasi Republik Indonesia menyampaikan usulan pada Pertemuan Keempat Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerjasama atau High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Pemerintah Indonesia dan Tiongkok. Adapun usulan program yang disampaikan mengenai Twin Quarantine Port  atau Pelabuhan Karantina Sepadan. 


"Pada kesempatan pertemuan dialog tingkat tinggi ini, kami sudah menyampaikan beberapa poin terkait isu kerja sama terkait akses pasar ekspor komoditas Indonesia ke Tiongkok. Isu paling utama yaitu terkait usulan program Twin Quarantine Port dan usulan penguatan kerjasama untuk pelabuhan ekspor ikan di Tual, Maluku," kata Sahat di sela-sela menghadiri HDCM Ke-4 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/4) sore.  


Sahat mengungkapkan alasan pengusulan pelabuhan tersebut dikarenakan perlunya tempat pemasukan lain selain Pelabuhan Tanjung Priok untuk lebih memperlancar arus barang dan layanan karantina.


"Usulan program tersebut setelah mempertimbangkan penerapan mekanisme pengawasan yang meliputi _pre-border_, _border_, dan _post-border_. Mekanisme _pre-border_ akan berdampak terhadap percepatan layanan karantina di _border_ dikarenakan pemeriksaan cukup sekali di negara asal dengan standar layanan karantina yang sama antarkedua negara. Hal ini juga akan mempersingkat waktu timbun peti kemas atau _dwelling time_ di pelabuhan," jelas Kabarantin. 


Sahat lebih memerinci untuk implementasi metode _pre-border_ berupa

penyediaan dan pembangunan prasarana dan sarana karantina sesuai standar dan regulasi kedua negara; standar tindakan karantina yang disepakati kedua negara dan tidak bertentangan dengan regulasi masing-masing negara; harmonisasi regulasi, standar, sistem dan dokumen; pemeriksaan bersama; dan penerapan dokumen elektronik secara bertahap.


*Isu Akses dan Hambatan Persyaratan SPS*


Selain menyampaikan isu utama, Barantin juga menyampaikan beberapa isu akses pasar dan hambatan persyaratan Sanitari dan Fitosanitari (_Sanitary and Phytosanitary_/SPS) ekspor ke Tiongkok. Adapun hambatan yang masih ada untuk komoditas, di antaranya sarang burung walet, tepung ikan, dedak gandum, ikan hias, hewan aquatik hidup konsumsi, minyak ikan, santan beku, teripang, lobster, dan lainnya. 


"Kami juga menyampaikan untuk persyaratan ekspor sarang burung walet dan semoga bisa segera di-approve perusahaan yang sudah registrasi di GACC," papar Sahat. 


Indonesia melalui Barantin juga mengusulkan peluang pengembangan pasar ekspor untuk komoditas lainnya. "Beberapa peluang pengembangan ekspor komoditas (Indonesia) lainnya ke Tiongkok, yaitu mangga, melon, durian, ceker ayam segar, keju, dan kuda laut," tambahnya. 


Sahat berharap melalui dialog tingkat tinggi ini, hambatan ekspor komoditas pertanian dan perikanan Indonesia ke Tiongkok dapat segera teratasi. HDCM Ke-4 ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi serta wakil pimpinan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. 


Prioritas pembahasan dalam HDCM Ke-4 ini, yaitu Ketahanan dan Hilirisasi Pangan; Kelautan dan Maritim; Ketahanan dan Transisi Energi; Kerja Sama  Global Maritime Fulcrum (GMF) dan Belt and Road Initiative (BRI); Kesehatan; Talenta, Teknologi, Research and Development; Produk Halal; Unggulan, dan UMKM; Pertahanan dan Keamanan; Isu Regional dan Internasional; serta _10th World Water Forum_. 


Turut hadir mendampingi Kepala Barantin, yakni Plt. Deputi Bidang Karantina Hewan Wisnu Wasisa Putra, Plt. Deputi Bidang Karantina Ikan Teguh Samudro,  Plh. Deputi Bidang Karantina Tumbuhan A.M. Adnan, Ketua Tim Kerja Sama Biro Perencanaan dan Kerja Sama Tatit Diah Nawang Retno, dan Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Nusa Tenggara Timur Ida Bagus Putu Raka Ariana.(*).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot