Berita-Cendana.Com- Kupang,- Yayasan CIRMA dalam kepedulian pada petani kecil NTT, telah melakukan perubahan sikap dan mental petani kecil Timor Barat. Dalam evaluasi satu semester pertama, Direktur Yayasan CIRMA NTT memaparkan sejumlah persoalan dan kebutuhan petani kecil sebelum intervensi program. Pada sesi kedua, evaluasi model pendekatan kepada masyarakat yaitu " live in " ( hidup bersama masyarakat).
Sejak Bulan Januari hingga Maret 2025 Tim CIRMA melakukan survei lapangan untuk mendapatkan potret masyarakat desa. Paskah survei, pola "live in" oleh District Focal Point ( DFP) Yayasan CIRMA.
Selama berada di desa, DFP mengalami dan merasakan secara langsung kehidupan masyarakat desa. Dengan kehadiran secara langsung dan menemukan kebutuhan dan persoalan yang sedang dialami oleh petani.
" Staf CIRMA alami, rasakan dan mereka temukan kebutuhan dan persolan petani dan dari situ mereka bersama mencari solusi, " ungkap John, sosok yang memilih fokus didunia pemberdayaan masyarakat ini.
Live in, adalah pola tepat dan ideal untuk lakukan perubahan. Lebih lanjut John memaparkan bukti - bukti dokumentasi setelah melakukan monitoring di desa-desa.
"Setelah pendamping CIRMA hadir bersama masyarakat desa, kami melihat masyarakat ada perubahan. Kami pastikan semua masyarakat akan berubah jika pendamping hidup bersama mereka," papar Direktur Yayasan CIRMA yang sejak 2018 memilih untuk melakukan perubahan masyarakat kecil ini.
Yayasan CIRMA dalam program pemberdayaan masyarakat Timor Barat mengajak semua stakeholder pembangunan masyarakat NTT agar melakukan kolaborasi aksi untuk perubahan masyarakat. Dan pola pendekatan yang ideal adalah pola " live in".
" live in, ( tinggal bersama) masyarakat. Merasakan, mengalami, tentu akan menemukan kebutuhan dan permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat, kami siap melatih para pendamping masyarakat namun harus butuh keterlibatan banyak pihak," harap John, pada acara sekilas bincang bersama sekber, Ayo Bangun NTT dan pemerhati masalah sosial.(*).
Posting Komentar