Berita-Cendana.Com- TTS,- Diduga seorang guru SD di Provinsi Nusa Tenggara Timur Kabupaten Timor Tengah Selatan Kecamatan Santian diduga melakukan penganiayaan terhadap enam orang siswa hingga babak belur. Sedih orang tua mengandung sembilan bulan lalu diberikan kepercayaan kepada guru untuk mendidik namun didikan melebihi batas hingga dari keenam siswa itu satu orang dikabarkan meninggal karena diduga gurunya memukul dengan batu di kepala.
Demikian disampaikan oleh Margareta Tanaem di depan Polsek Boking Polres TTS Polda NTT pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Keluarga telah melaporkan terduga pelaku guru SD itu dengan surat tanda terima laporan polisi, nomor; STTLP/ 16 / X / 2025 / Sek. Boking. Diketahui korban menderita kurang lebih satu minggu, karena kejadian pada 26 September 2025 dan meninggal pada 2 Oktober 2025.
Diduga kuat siswa mengalami geger otak karena benturan keras dari batu yang dihantam oleh guru. Sehingga siswa tersebut meninggal dunia.
Sebelumnya diterbitkan kronologis di media Deteksi NTT. Korban sempat mengalami benjolan di ubun-ubun dan bagian belakang kepala.
“Saya tanya kenapa ada benjolan, dia bilang gurunya yang pukul. Saya tanya pakai apa, dia jawab pakai batu, bukan kayu, karena batu banyak di sekitar situ,” tutur sang ibu besar korban.
Meski sempat mengeluh sakit, korban tidak banyak bicara. Ia pulang sekolah, langsung tidur, lalu bermain seperti biasa. Namun demam mulai menyerang sejak Jumat hingga Senin.
“Kami pikir demam biasa saja. Tapi waktu saya raba kepalanya, dia bilang sakit sekali,” katanya.
Kondisi korban (10) makin memburuk pada Rabu (1/10/2025). Saat hendak dibawa ke Rumah Sakit (RS), korban mulai berperilaku tak biasa.
“Dia bilang setan mau tangkap dia, lompat-lompat di atas motor. Seperti takut sekali, trauma berat,” kisahnya dengan nada sedih.
Karena sulit mendapatkan kendaraan di malam hari, mereka sempat berhenti di tengah jalan hingga dijemput keluarga dari Naifatu.
Namun, pada Kamis sore sekitar pukul 18.00 Wita, korban dinyatakan meninggal dunia.
Saksi-saksi dari kalangan murid mengaku, guru olahraga Yafenok memukul sejumlah siswa menggunakan batu karena mereka tidak ikut latihan upacara pada hari Minggu, sesuai instruksi sebelumnya.
“Banyak anak lain yang kena juga, bukan hanya korban yang meninggal dunia ini,” kata salah satu keluarga korban.
Keluarga kini menuntut pertanggungjawaban hukum dan meminta aparat kepolisian segera menindak tegas terduga pelaku.
Kasus ini menjadi sorotan warga setempat, yang menilai tindakan tersebut sangat tidak manusiawi dan mencederai profesi guru sebagai pendidik. Justru diduga melakukan kejahatan terhadap anak murid sendiri.
Terpisah wartawan mengkonfirmasi terduga pelaku, Dirinya pasrah untuk mengikuti proses hukum. Ia juga mengelak bahwa tidak memukul siswa dengan batu namun dengan tangan, katanya.(*).
Posting Komentar