Kompak Kunjung Vihara Pubbharatana Kupang


Berita-Cendana.Com – Kupang,- Happy Class atau Kelas Bahagia merupakan kelas yang dibentuk oleh Komunitas Orang Muda Lintas Agama (KOMPAK) mengunjungi Vihara Pubbharatana Kupang, Nusa Tenggara Timur.


Demikian disampaikan oleh Ketua KOMPAK Carningsi Bunga kepada media ini pada hari Minggu, 03/07/2022. 


Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu 29/06/2022 yang didampingi langsung oleh Ketua Kompak Carningsi Bunga, Ayu Huru dan I'In Astriana merupakan tour yang bertujuan untuk memperkenalkan kehidupan beragama dan toleransi umat Buddha kepada peserta Happy Class.


Menurut Ketua Kompak, peserta disambut dengan baik oleh Bapak Indra Effendy Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Magabudhi) Kota Kupang. Kunjungan ini diisi dengan cerita tentang kehidupan toleransi. Dalam ruang diskusi bapak Indra Effendy menceritakan tentang Tata ibadah (Pujah Bakti) dan pembangunan Vihara sampai pada Keberagaman dalam bertoleransi. 


Indra Effendy menyampaikan bahwa pembangunan Vihara dibantu oleh seorang kontraktor yang beragama Katolik yang mendesain serta merancang konstruksi bangunan. Tidak hanya itu SATPAM yang menjaga keamanan di Vihara juga adalah seorang Kristen Protestan dari TTS.


Dalam Buddha sendiri ada denominasi yaitu Theravada (Aliran Para Sesepuh) dan Mahayana (Kendaraan Agung) yang secara umum disebut Buddhisme. Dalam diskusi peserta happy class diajarkan tata ibadah dalam Tripitaka misalnya Pancasila atau 5 sila yang artinya aturan yang harus diikuti oleh Jemaat Buddha baik itu Mahayana atau Theravada serra aturan Buddha yang mengikat pada Pimpinan atau Petapa Buddha Bhikkhu wajib mengikuti 362 Sila. Di Kupang sendiri belum ada Bhikkhu karena masih minim Jemaatnya, kalau di Indonesia secara keseluruhan memiliki 100 orang Bhikkhu dan Bhikkhu hanya bisa menetap di Vihara  yang memiliki banyak jemaat. 


Kerukunan di sekitaran Vihara semakin Nyaman dimana dalam kegiatan besar Umat Buddha para pemeluk agama Non Buddha memberikan dukungan penuh dan juga turut berpartisipasi dalam hari besar Buddha. Misalnya saat hari raya Waisak, ibu Pendeta dan Majelis Jemaat gereja Anak Sulung memberikan ucapan selamat dalam bentuk Banner serta membantu kerja bakti saat seroja hingga Covid 19. Hal ini menjelaskan bahwa hubungan Jemaat Vihara dengan sesama masyarakat sekitar sangat baik. beber Indra.


"Latifa merupakan salah satu peserta Happy Class yang beragama Muslim menyampaikan bahwa dirinya sungguh terkejut ketika mendengarkan cerita Pimpinan Vihara, bapak Indra Effendy terkait nilai-nilai toleransi. Pesan yang saya peroleh dari cerita tersebut yaitu kita sebagai anak muda harus berjiwa besar untuk menyuarakan Nilai-Nilai Toleransi ke dalam kehidupan bersosial sehingga segala aktivitas kita berjalan dengan baik supaya kita tetap kokoh dalam persaudaraan," tegasnya.


Indonesia memiliki agama yang berbeda-berbeda. Ketika memilih suatu agama karena merasa agama tersebut paling pas, paling cocok dengan panggilan hati. Memeluk suatu agama adalah hak dan kewajiban setiap orang. Jadi ketika keluar ke ruang sosial jangan sesekali memaksakan agama tertentu kepada orang lain. jadi pada intinya harus tau dan membedakan mana kamar privasi dan mana kamar umum, jelas Indra.(BCC/Tim).


0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot