Majelis Jemaat & Pemuda GMIT Baithania Tulun Antusias Mengikuti Pekan Literasi Digital


Ket. Foto: Moderator, Ivan Raymond Rondo, Narsum 1. Wicaksono , Narsum 2 . Pdt Boy Nggaluama S.Th.

 Berita-Cendana.Com-Oelamasi,- Kegiatan Talkshow dan Edukasi digital bagi masyarakat yaitu  Pekan Literasi digital yang mengambil tema #makinCakapDigital dengan topik “ Melawan Hoax dan Bijak Bermedia Sosial” yang diinisiasi oleh Aptika kominfo pusat bekerja sama dengan Jemaat GMIT Baitania Tulun dilaksanakan pada Kamis 25 Mei 2023, pukul 17.30 mendapat antusiasme oleh ratusan peserta dari kalangan pemuda, masyarakat serta majelis.


Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kupang, Bapak Jawan Mau. Dalam sambutannya beliau berpesan bahwa pengguna internet di Kabupaten Kupang saat ini adalah 40an % dari total populasi masyarakat, oleh karena itu penting untuk masyarakat pengguna berhati hati dengan berbagai hoax dan ujaran kebencian yang beredar di sosial media hari ini. Disampaikannya pula bahwa internet dapat menciptakan peluang ekonomi bagi UKM dan para milenial, oleh karena itu sangat baik dan Pemerintah Kabupaten Kupang sangat berterima kasih jika hari ini Gereja melalui para pendetanya mulai mengambil peran untuk mendorong literasi di lingkup Jemaat.


Sebagai pembuka, narasumber pertama, Pdt. Boy Nggaluama S.Th., dalam materinya  menekankan pada empat poin penting yaitu pertama; Berita Hoax, akun palsu, perundungan dan ujaran kebencian adalah sebagian dari perilaku orang yang tidak bijak dalam bermedia sosial, karena itu literasi digital sangat penting untuk mengedukasi pengguna media sosial. Kedua; pengguna media sosial terbesar adalah gen Z (generasi yang lahir antara tahun 1997-2012). 


Dalam Gereja mereka adalah keterwakilan anggota jemaat usia remaja dan pemuda karena itu, gereja perlu mengedukasi mereka untuk makin cakap digital. Untuk cakap digital maka mereka perlu dibekali dengan etika digital dan hal ini bisa dimasukkan dalam kurikulum pengajaran pra katekisasi dan katekisasi. Ketiga; Di era digital, gereja punya peran penting untuk memanfaatkan kemajuan yang ada sebagai media pemberitaan (kesaksian). Pendeta sebagai salah satu pelaku pelayanan di gereja harus cakap digital dan memanfaatkan media untuk merubah pola pemberitaan, tidak hanya "mimbar sentris" Tapi juga memanfaatkan platform digital dengan melibatkan peran gen Z sebagai konten creator untuk menyebarkan konten konten rohani di sosial media. 


Disampaikanya pula menyangkut dengan akun palsu yang sekarang makin marak dan meresahkan banyak orang menjelang tahun politik, tetapi masih mendapat dukungan dari segelintir orang dengan alasan biar akun palsu tapi yang dia omong itu kebenaran, ini bukan saja kekeliruan, tetapi ada yang salah dengan perilaku adaptasi masyarakat terutama jemaat terhadap perkembangan teknologi. Dalam etika Kristen, kebenaran pun wajib disampaikan dengan cara-cara yang benar, terutama oleh para Pendeta sebagai hamba Tuhan. Tidak ada alasan untuk membangun rasional sebuah kebenaran bisa diterima dengan cara penyampaian yang salah. Itu namanya dosa ujarnya tegas.


Sementara itu Wicaksono sebagai salah satu narasumber nasional dan pelatih literasi digital serta jurnalis senior, dalam materinya, disampaikan bahwa internet itu ada positif dan ada negatifnya. Indonesia sejak 2018- Maret 2023 ada 11. 357 berita hoax dimana Konten kesehatan, pemerintahan dan politik berada pada jumlah terbanyak. Hoax mudah berkembang karena faktor budaya, perkembangan teknologi dan rendahnya literasi digital bagi pengguna sosmed. Dengan perkembangan smartphone dan penggunaan media sosial yang tidak diimbangi dengan literasi digital menyebarkan berita palsu dan hoax merajalela. Tidak hanya di situs online maupun media sosial, hoax pun beredar di pesan chatting. Ditambahkannya, pagi penyebar hoax terancam pasal 28 ayat 1 UU ITE bahwa setia orang dengan sengaja menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang menyebabkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik, dapat diancam pidana berdasarkan Pasal 45A ayat 1 UU 19/2016 dengan pidana penjara 6 tahun serta denda paling banyak 1 milyar.



Ditegaskannya pula bahwa Penyebar disini bukan saja mereka yang memposting sebagai akun palsu, tetapi bagi mereka yang membagikan ke mana-mana dengan maksud tertentu dan merugikan orang/kelompok lain, maka hukuman nya bukan saja dikenakan tindak pidana pencemaran nama baik, tetapi juga fitnah kepada seseorang/kelompok. 


Ditambahkannya, kepada setiap orang yang merasa dirugikan, maka segera melaporkan kepada Kepolisian untuk bisa ditangani dan hoax pun bisa dilawan secara hukum. Talkshow yang di moderatori oleh Ivan Raymond Rondo Tokoh Muda pariwisata dan Industri kreatif serta pegiat Literasi  dan penggagas digital Ministry ini, sangat interaktif dan berhasil memicu diskusi yang hangat dengan berbagai pertanyaan kritis dari para milenial. Dan di akhir diskusi, Ivan menyampaikan bahwa sebagai pengguna sosmed, untuk lebih bijak membagikan fakta bukan rumor/desas desus serta pikir dulu sebelum menyebarkan sebuah konten agar tidak merugikan diri sendiri akibat ikut-ikutan membagikan sesuatu yang tidak diketahui dan bisa menjadi blunder bagi diri sendiri secara hukum.



Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Jemaat Baitania pun Bapak Yohan Boymau, menyambut baik kerjasama kegiatan Literasi Digital ini. Mewakili Majelis Jemaat Baithania Tulun, beliau menyampaikan apresiasi kepada para narasumber yang dalam pemaparannya, sangat membantu majelis terutama para pemuda dalam membuka wawasan di era sosial media ini dalam melakukan pelayanan kedepan dengan memanfaatkan teknologi digital agar bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk berdampak pada hukum. 


Yacob Tualaka sebagai salah satu tokoh pemuda pun menyampaikan, literasi digital seperti ini sangat dibutuhkan oleh para pemuda di era ini, terutama hal-hal teknis yang berkaitan dengan pelayanan di sosial media. Untuk itu, ditambahkannya pula bahwa kegiatan seperti ini mesti ditindaklanjuti lagi dengan memberikan pelatihan skill digital bagi para pemuda. Terima kasih kepada penyelenggara dan para narasumber yang sudah berbagi berkat pengetahuan bagi Pejabat (Pemuda Jemaat Baithania Tulun), mereka juga siap bekerja sama untuk kegiatan-kegiatan literasi dan pelatihan digital selanjutnya.(*).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot