Warga Keluhkan Progres Jalan Pota-Waekulambu yang Belum Ada Kemajuan


Berita-Cendana.com-BORONG,- Warga Buntal dan Kampung Kembo Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur (Matim) keluhkan progres pengerjaan jalan provinsi, ruas Pota-Waekulambu dengan nilai anggaran sebesar Rp. 6,6 Milyar (APBD Provinsi) oleh PT. Bina Citra Teknik (BTC) yang belum menunjukkan kemajuan. Kondisi cuaca musim hujan pun mengakibatkan kondisi jalan tersebut beberapa titik berair dan berlumpur menyerupai kubangan yang menyulitkan warga kesulitan membawa hasil kebun (komoditi,red) ke pasar. 


Demikian disampaikan Herman Babu, salah satu warga Buntal ketika dijumpai wartawan Tim Investigasi Media di lokasi proyek tersebut pada Sabtu (16/01/2021).


“Kita sangat sayangkan pak, sampai saat ini perusahaan yang kerja (PT. Bina Citra Teknik, red) seperti masa bodoh dan tidak mau kerja. Katanya mau buat aspal hotmix tapi sampai saat ini pak lihat sendiri, jalannya masih tanah, bahkan berlumpur di beberapa titik karena air mengalir waktu hujan. Bosnya (kontraktor, red) tinggal di Ende, bukan warga disini pak, jarang datang, bahkan anak buah yang kerja kelihatan beberapa kali, habis itu hilang sampai hari ini belum datang kerja lanjut, “ ujarnya. 


Menurut Herman, dirinya dan warga Buntal serta Kampung Kembo mengkhawatirkan pengerjaan jalan  Pota-Waekulambu terancam tidak selesai tepat waktu, karena tidak ada tanda-tanda aktivitas yang serius dari perusahaan di lokasi proyek sejak Desember 2020. 


Kami minta, kata Herman, Dinas PUPR Provinsi NTT untuk meningkatkan kontraktor (PT. BCT) agar serius kerja. Bila perlu mengambil tindakan tegas apabila kontraktornya masih menunda-nunda waktu dan tidak mengerjakan proyek tersebut. 


“Kami minta Dinas PU (Dinas PUPR NTT) perhatikan agar kontraktor tanggungjawab kerja, jika tidak PHK saja dan kasih perusahaan (kontraktor) lain kerja. Kasihan kami ini pak, bapak Gubernur NTT, Viktor Lasikodat sudah kasih anggaran  untuk kerja jalan dan kami nikmati, tetapi bisa sia-sia akibat perbuatan kontraktor yang tidak serius,“ tegasnya. 


Hal senada disampaikan Yohanes Supar, warga dusun Kembo Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur.  Kepada tim media ini (melalui sambungan telepon selulernya pada Rabu, 20 /01/2021) Ia mengungkapkan bahwa kondisi ruas jalan Pota-Waekulambu, khususnya  dari kampung Buntal menuju Dusun Kembo berlubang dan rusak parah, dan belum diperbaiki hingga sampai saat ini.


“Yang lebih parah itu pak, sebelah barat jembatan Buntal, itu persis seperti kubangan kerbau, sehingga banyak kendaraan roda dua maupun roda empat yang terpeleset dan tertanam akibat lumpur dan licin pak, “ paparnya. 


Ruas jalan tersebut, kata Yohanes, menjadi jalur alternatif menuju Ruteng Ibukota Kabupaten Manggarai yang sudah lama mengalami kerusakan dan belum dibaiki. Khususnya dimusim hujan antara Januari hingga April, tidak terlihat bagian mana yang berlubang dan mana yang tidak karena tertutup air dan lumpur. 


Yohanes berharap, Pemerintah Daerah (Dinas PUPR NTT, red) memperhatikan pengerjaan jalan tersebut. “Setidaknya datang meng-cross check langsung ke lapangan, agar tahu kondisi jalan di kampung sini, karena akses jalan juga mempengaruhi perekonomian warga,” ujarnya.


Sementara itu, Direktur PT. Bina Citra Teknik (BCT), Kosmas Heng yang dikonfirmasi tim media ini melalui pesan WhatsApp/WA dan pesan short message service (SMS) pada Rabu (20/01/2021), meyakinkan bahwa proyek tersebut  dapat dituntaskan (diselesaikan, red) tepat waktu. “Siap pa, bisa....(bisa dituntaskan, red).


Kosmas Heng juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mulai mengerjakan proyek jalan Pota-Waekulambu sejak kemarin (Selasa, 19/01/2021). “Dr (dari) kemarin sdh (sudah) bergerak pekjn (pekerjaan) pasgn (pasangan saluran, red),  timbunan besok (21/01) sdh (sudah) mulai... target  bln (bulan) ini bisa tercapai scedulnya (schedulenya)...,” ujarnya.


Bahkan  menurut Kosmas Heng, saat menjawab SMS wartawan pada pukul 16.50 Wita, dirinya sedang dalam perjalan ke lokasi proyek (jalan Pota-Waekulambu¸ red).  “Maaf pa¸ sy (saya) lg (lagi) diluar kota mnuju (menuju) lokasi (lokasi proyek¸ red) pa..,” jelasnya.


Seperti diberitakan Tim Media ini sebelumnya (19/01/2021), progres fisik proyek peningkatan Jalan Provinsi, ruas Pota-Wae Kulambu Kabupaten Manggarai Timur (Batas Manggarai Timur-Ngada) dengan panjang ± 4 km (1 km hotmix dan 3 km GO/Perkerasan, red) yang dilaksanakan oleh PT. Bina Citra Teknik (BTC) masih 0 % (nol persen) alias mandeg di MC 0.  Padahal proyek tersebut sudah dilaksanakan/dikontrak sejak Oktober 2020 (dari 6 bulan masa kontrak, red).


Berdasarkan pantauan tim investigasi media ini, badan Jalan Provinsi, ruas Pota-Waekelambu masih berupa tanah.  Di bagian kiri dan kanan jalan tersebut, membentang areal persawahan milik warga.

 

Seperti disaksi tim media ini, hampir disepanjang jalan sekitar 4 km tersebut berlubang, bahkan menyerupai kubangan. Para pengendara; baik kendaraan roda dua maupun roda empat yang melintasi ruas jalan tersebut harus berhati-hati badan jalan yang licin.  Di beberapa titik ada aliran air di badan jalan yang berasal dari areal persawahan.


Di lokasi proyek, mulai dari kampung Buntal (4 pohon tempat wisata WNA Prancis, red) hingga kampung Kembo, tidak ada tanda-tanda aktivitas pekerjaan proyek. Base Camp tampak sepi dan lengang, tak ada aktivitas apapun.  Pintu Base Camp tampak tertutup rapat. 


Di sekitar lokasi proyek, tampak ada 2 (dua) unit excavator (merk Hyundai).  Satu (satu) unit excavator terparkir di base camp (di samping jembatan Buntal¸ red).  Sedangkan excavator  lainnya tampak berada di depan SDI Kembo, Desa Golo Lijun yang digunakan untuk membelah bukit dan mengambil batu untuk digunakan sebagai pasangan saluran. 


Di lokasi ini, tampak juga ada beberapa tumpukan batu putih sejenis batu kapur yang siap di angkut ke titik lokasi pengerjaan proyek.  Ada pula 4 (empat) tumpukan (sekitar 2 ret) yang berada di loksi proyek, tepat di pinggir pematang sawah Kampung Buntal. Juga  ada tumpukan pasir di samping jembatan Buntal.


Informasi yang dhimpun tim media ini, PT. BTC sebagai kontraktor pelaksana proyek tersebut, mengambil pasir tersebut dari sungai Buntal  tanpa mengantongi izin resmi (ilegal). Perusahaan yang beralamat di jalan Kelimutu Kabupaten Ende itu juga diduga tidak memiliki izin quary dan tidak memiliki stone crusher serta tidak memiliki Aspal Mixing Plan (AMP).  


Direktur PT. Bina Citra Teknik¸ Kosmas Heng yang dikonfirmasi Tim Investigasi melalui telepon celulernya dan pesan WhatsApp/WA pada Senin (18/01/2021) menanggapi/menjawab bahwa realisasi fisik proyek tersebut sebenarnya sudah mencapai  7¸44 % (tujuh koma empat puluh empat persen).


“Progress di lapangan 7,44 persen pak karena ada beberapa item yang sudah masuk progres tersebut seperti mobilisasi, K3, pembersihan dan pengupasan lahan¸” jelasnya.


Sesuai rencana, jelas Cosmas Heng¸ pekerjaan hotmix akan dikerjakan di bulan April 2021 dimasa akhir kontrak proyek. Sedangkan urukan pilihan atau urpil akan diturunkan secepatnya. “Hotmix rencana diakhir kontrak april, urpil minggu ini sudah mulai stok materialnya¸” tandasnya.


Menurut Kosmas Heng¸ persoalan keterlambatan pengerjaan proyek dan ketidakmajuan progres proyek tersebut karena terkendala cuaca hujan di lokasi proyek. “Kendala curah hujan yg tinggi, wktu (waktu) kontrak awal msh (masih) tunggu  tim dr (dari) smi (SMI/Sarana Multi Infrastruktur) turun MC 0... waktu sisa kami efektifkan untuk kejar fisik yg tertinggal,” jelasnya. 


Terkait keterbatasan/ketiadaan sarana alat kerja pendukung seperti tom crusher dan Aspal Mixing Plan (AMP)¸ Kosmas Heng mengungkapkan bahwa stone crushernya sudah ada yakni di Kabupaten Nagekeo. Sementara AMP masih dalam proses pengiriman dari Surabaya ke lokasi proyek. “Tersedia Cruser (stone crusher/alat pemecah batu) saya sudah ada di Nagekeo dari 2009 Pak.  AMP dalam proses  pengiriman dan Februari 2021 pemasangannya¸” katanya.


Selanjutnya terkait dugaan pasir dari sungai Buntal tanpa izin resmi/izin quary¸ Direktur PT. BTC menjawab bahwa pihaknya telah mendapatkan izin dari Kepala Desa setempat (Kepala Desa Golo Lijun) dengan janji retribusi ke pihak Desa dan dinas terkait (Dinas Pertambangan¸ red). “Kami sudah ijin di ibu desa... nanti ada restribusi desa, selain restribusi  galian gol.c ke dinas terkait..¸” pungkasnya.


Kepala Dinas PUPR NTT¸ Ir. Maksi Nenabu.¸ MT yang dikonfirmasi Tim Media ini di ruang kerjanya pada Senin (18/01/2021)¸ mengungkapkan bahwa pihaknya telah memerintahkan perusahaan kontraktor  tersebut (PT. Bina Citra Teknik¸ red) untuk segera mengerjakan proyek tersebut dan mengejar ketertinggalan progress yang ada¸ mengingat target waktu penyelesaian proyek ruas jalan Pota-Waekelambu hampir lima puluh persen.


“Kemarin (Sabtu¸ red) saya sudah telpon dan perintahkan kontraktor untuk segera mengerjakan proyek itu. Kita juga akan lakukan presure (tekanan) biar kontraktornya tidak kerja main-main¸ harus sungguh-sungguh¸” jelasnya.


Maksi Nenabu juga meminta semua pihak untuk mendukung pengerjaan proyek ruas Pota-Waekelambu yang sementara dikerjakan¸ karena bermanfaat untuk masyarakat pengguna jalan tersebut. “Kita semua dukung supaya proyek itu dikerjakan dan cepat selesai¸ masyarakat menunggu kita kerjakan¸” imbuhnya. (YT/Tim).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot