Gedung Baru Pasar Lili Senilai Rp 5,7 M Jadi Kandang Kambing dan "WC Umum"

Berita-Cendana.com – KUPANG, – Gedung baru pasar Lili di Kecamatan Fatuleu¸ Kabupaten Kupang yang dibangun dengan menggunakan dana APBD tahun 2019 sebesar Rp 5,7 Milyar menjadi kandang kambing dan WC umum. Di sekeliling bangunan tersebut, terdapat puluhan kambing dengan tumpukan cirit kambing dan kotoran manusia serta sampah plastik yang berserakan dimana-mana¸ sehingga menyebabkan bau busuk yang tajam dengan pemandangan layaknya rumah hewan. 


Berdasarkan pantauan Tim Investigasi media ini pada Kamis (21/01/2021) ¸ di keliling gedung tersebut tumbuh subur rumput/ilalang dengan tinggi 50 cm hingga 65 cm, menjadikannya seakan kuburan raksasa nan sepi. 


Sementara pada bagian kiri dan kanan gedung itu, terdapat bilik-bilik lapak dengan rolling door yang sudah rusak (robek, red) dan berkarat. Di dalam lapak-lapak tersebut, terdapat beberapa kambing sedang tidur/berteduh di antara cirit kambing dan kotoran manusia. 


Pantauan tim media ini,  puluhan burung pipit dan walet sesekali terbang keluar masuk gedung itu melewati lubang-lubang ventilasi dan lubang bekas plafon runtuh (rusak)  yang sudah dilekati jaring laba-laba. Sedangkan pada bagian dalam bangunan tersebut, berjejer lapak-lapak kecil mirip katekombe Romawi dengan deretan kuburan kuno yang seram. 


Kabel-kabel listrik  berwarna putih kecil panjang menyerupai ular-ular kecil putih yang merayap, melekat dan mencakar diantara celah plafon dan tembok bangunan gedung itu. Bahkan ujung-ujungnya menjulur ke bawah dengan tiga urutan warna merah, kuning dan biru.


Dari gedung mubasir itu, tim media ini terus menyusuri beberapa bagian lorong pasar tersebut yang konon penghasilan retribusinya (PAD) mencapai Rp 74 Milyar/tahun  dan bahkan disebut-sebut sebagai pasar dengan tingkat PAD terbesar per tahun di NTT.


Namun ironisnya, tim media ini menemukan sebuah pemandangan kurang sedap dimana kondisi pasar  tersebut (pasar Lili, red) seperti kampung kumuh yang jarang dan bahkan tidak pernah tersentuh program pembangunan Pemerintah Kabupaten Kupang. Kondisi jalan di setiap lorong yang memisahkan jejeran bangunan tua tempat masyarakat bertransaksi di hari pasar; masih berupa tanah dengan genangan air dan lumpur menyerupai kubangan kerbau.


Matias Anin, salah satu tokoh masyarakat yang berhasil ditemui tim media ini di lokasi tersebut, mengungkapkan bahwa deretan bangunan tua tempat transaksi jual beli masyarakat itu sudah ada sejak tahun 1986. 


“Semua bangunan itu sudah ada sejak 1986 pak, tidak ada yang baru, padahal pasar ini PAD-nya besar, miliaran. Tapi pak dong liat sendiri, itu gedung baru sudah habis bangun sampe hari ini tidak pake. Mau bilang masyarakat kecewa, ya kotong masyarakat kecewa pak,” tandas Matias.


Pemerintah (Pemerintah Kabupaten Kupang, red), kata Matias Anin, membuang-buang uang atau anggaran untuk membangun sebuah gedung pasar bagi masyarakat tetapi kemudian menjadi sia-sia karena tidak difungsikan.


“Kami minta kalau bisa bapa pemerintah dong, lihat ko ator ko masyarakat pake sudah. Ko itu kondisi sudah 95% (sembilan puluh lima persen). Dibiarkan lam lama (lama-lama) bisa hancur cepat. Itu barang (gedung pasar, red) begitu na…,” ujarnya dalam dialeg Kupang.


Meninggalkan pasar Lili, tim media ini menuju Civic Center Oelamasi yang merupakan pusat Administrasi Pemerintahan Kabupaten Kupang untuk bertemu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kupang dan berdiskusi terkait kondisi terkini gedung baru pasar Lili dan kondisi pasar umumnya. Namun saat tim ini tiba, melalui salah satu Kepala Bagiannya (Kabag) menyampaikan bahwa Kadis Disperindag Kabupaten Kupang,... sedang menjalani proses karantina di rumah akibat kondisi kesehatannya yang sedang terganggu.


Salah satu Tim Media ini mencoba menghubungi kembali Wakil Bupati Kupang, Jery Manafe melalui pesan WhatsApp/WA pada pukul 11.10 Wita (sebelumnya sudah dihubungi pada pukul 09.08 Wita) untuk ditemui dan berdiskusi terkait persoalan pasar Lili, namun Wabub Jery Manafe sedang sibuk. “Saya msh (masih) ada kegiatan Mutasi¸” tulisnya dalam pesan WA.


Bupati Kupang, Korinus Masneno yang juga dihubungi (dikonfirmasi, red) tim media ini melalui pesan WA pada pukul 09.55 Wita juga tidak menjawab walau telah melihat dan membaca pesan WA anggota tim media. (YT/tim).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot