Pemuda Amanatun, Aku Lapar Kata

 

Ket. Foto:  Trifoni Liu, Saat MPAB IMAN Kupang

Amanatun,- Berita-Cendana.com- Terbit menyambut segumpal kata...

bait dan ritma gumam pun berlalu...

Tentang Timor, tanah yang indah.

Anak tanah, retak tulang manakalah raga tak mampu bertumpu pada kenyataan.... Aku lapar kata.

Kini kata adalah sebaris doa.

Kalimat adalah semangat yang dititipkan oleh orang tua dan kampung leluhur ku...

Maka muda ku adalah gumam di setiap pelosok tanah ini.


Aku lah pemuda....

Pemuda yang hebat....

Pemuda yang menghargai setiap keringat dan air mata orang tua....

Akulah pemuda....

Pemuda yang tak pernah diam....

Teriak ku adalah hujan di musim panas.

Biar ademkan seluruh Raga pemilik tanah.


Baris berjejer bukit Amanatun.

Eloknya tanah rumput hijau.

Ada lembah hangatkan raga.

Kebun dan sawah pemberi nyawa.

Oh Timor.... Tanah leluhur.

Lapar ku jagung katemak.

Haus ku adalah sopi....

Bergemuruh di setiap nyanyian sakral para leluhur....

Dan aku tak pernah lupa itu semua.


Anak tanah ini harus menari.

Riang bergandeng dalam tarian Bonet.

Diiringi lihainya anak tanah memainkan sene.

Kaki ku tak ingin berhenti melangkah.

Tangan ku semakin erat dalam cengkraman.

Senyum ku puah Manus.

Maka setiap juang ku pasti ada restu.


Aku.....

Pemuda.....

Biarkan setiap keringat dan tangisan adalah peluh dan basuh yang terus merekatkan gemetarnya akal dan bibir ini berjiwa.....dan....kaki tangan ku bercengkrama.


Penulis: Opa.

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot