Kot'Olin Desa Hoibeti Berdarah, Anak Bacok Ayah Kandung Gunakan Kapak

Berita-Cendana.Com – Kot’olin,- Warga Kot’olin Desa Hoibeti TTS berdarah, anak  bacok Ayah kandung gunakan Kapak, termasuk dua orang korban lainnya.  Pelaku setelah membacok tiga orang korban sempat melarikan diri namun pada sore hari Polisi Polsek Kie mengamankan pelaku dan dibawa ke Polres TTS untuk mengambil keterangan.


Demikian disampaikan oleh warga Desa Hoibeti, ST kepada tim media pada  hari Rabu, 16/03/2022. Diketahui pelaku atas nama Jermi Djami (22) adalah mahasiswa Unimor Kefa jurusan PGSD. 


"Tiga orang warga Desa Hoibeti, Kecamatan Kot’olin, Kabupaten TTS, Provinsi NTT korban atas nama Ayub Bako, Arnolus Djami, Ido Falo, dibacok oleh pelaku atas nama Jermi Djami menggunakan kapak, sehingga ketiga korban mengalami luka robek di bagian bahu kiri, testa bagian kiri dan kepala. Motif pelaku melakukan aksinya hingga sekarang belum diketahui. Para korban sudah dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Hoibet untuk dapat pertolongan," jelasnya.


Korban pertama atas nama Ayub Bako mengalami luka berat di bahu bagian kiri, diduga kuat tulang bahu patah dan akan cacat total. Korban kedua adalah Ayah Kandung atas nama Arnoldus Djami dibacok di testa bagian kanan. Sedangkan korban ketiga Ido Falo mengalami luka berat di bahu bagian kanan dan pelipis diduga kuat tulang bahu kanan patah dan akan mengalami cacat total, jelas ST.


Menurut ST, masalah awalnya pelaku menganiaya korban Ayub Bako di jalan. Kemudian Ayub Bako pergi ke Ayah korban untuk menyampaikan kejadian tersebut, sambil makan sirih pinang. Tiba-tiba pelaku datang dari belakang korban langsung membacok Korban Ayub Bako di bahu bagian kiri serta membacok Ayahnya di testa. Kemudian itu pelaku lari tiba-tiba bertemu korban ketiga Ido Falo yang tidak tahu menahu terkait persoalan itu, pelaku langsung membacok Ido Falo di bahu kanan dan kepala, jelasnya.


Saat wartawan bertemu Ayub Bako di Puskesmas Hoibeti, Ayub kepada wartawan  bahwa "saya duduk dengan ayah pelaku makan sirih pinang tiba-tiba Jemri Djami datang dari belakang dan langsung potong saya di bahu, sehingga saya berharap masalah ini jangan sampai saja di Polsek Kie tetapi harus limpahkan ke Polres TTS," harapnya.


Selain itu Dokter Vivi Novemly Rumahlatu yang bertugas di Puskesmas Hoibeti kepada wartawan bahwa korban Ayub Bako mengalami luka-luka,  "luka robek di bahu bagian kiri, lebar luka 30 cm, dalamnya 20 cm sehingga seluruh 35 jahitan. Untuk Arnoldus Djami, Ayah kandung dari pelaku,  mengalami luka robek di pelipis, lebar luka 15 cm dalamnya 10 cm, dan 20 jahitan. Korban ketiga, Ido Fallo luka robek di bagian kepala dan bahu bagian kanan, dengan lebar luka bagian kepala 10 cm dan lebar luka robek bagian bahu lebarnya 20 cm  dalamnya 15 cm sehingga 35 jahitan," jelasnya. 


Kapolsek Kie & Kepala Desa Hoibeti 


Selain itu Kapolsek Kie, Iptu Sunaryono, SH kepada media ini pada hari Selasa, 15/03 bahwa laporan diterima sekitar jam 2 subuh namun anggota masih istirahat dan para korban sudah dibawa ke Puskesmas.


Menurut Kapolsek “tindakan kita sejak menerima laporan Polisi dilakukan visum kemudian diambil keterangan korban, sementara diduga pelaku adalah orang muda, kasus ini sendiri terjadi antara bapak dan anak. Motif pelaku belum diketahui, mungkin saja pengaruh alkohol atau menyimpan dendam dengan orang tua. Pelaku menggunakan kapak untuk membacok korban jadi bukan saling serang, kemungkinan akan ada saling serang jika tidak cepat diatasi," bebernya.


Lanjutnya bahwa dalam keadaan genting Polisi harus segera menindaklanjuti paling tidak jangan sampai terjadi konflik sosial. Sebagai Kapolsek langkah-langkah yang  ditempuh yaitu koordinasi dengan pihak Kecamatan Kot’olin, pihak desa dan Koramil. Walaupun delapan desa juga tetap harus proaktif dengan kepolisian juga untuk membantu, jelas Kapolsek Kie. 


Gangguan kamtibmas penyebabnya macam-macam misalnya hobi yang tidak tersalurkan, kejenuhan hidup dan lain-lain. Tugas polisi cuman satu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, kata Kapolsek.


Pada tempat yang sama Kepala Desa Hoibeti Aris Eduar Nomleni menjelaskan bahwa kasus yang terjadi sudah cukup larut malam dan setelah menerima laporan mereka langsung pergi ke Puskesmas karena para korban sudah dievakuasi ke Puskesmas terdekat sedangkan semua linmas digerakan untuk memantau keamanan di lokasi kejadian karena Kecamatan Kot’olin belum memiliki Pos Polisi, jadi ada masalah seperti ini harus menunggu Polisi dari Kecamatan Kie.


“Untuk Kapolda atau Kapolres, kami sangat membutuhkan Polsek di daerah kami. Kami sudah memberikan lahan bahkan berita acara serah terima hak atas tanah sudah dibuat dan kami sudah serahkan ke Kepolisian. Kami berharap pembangunan Polsek dipercepat karena sering terjadi kasus misalnya tadi malam dua kasus terjadi bersamaan, kasian kami di desa kewenangan kami terbatas. Kami hanya bisa membawa Linmas namun masih terbatas,” Harap Kades Hoibeti. (ST/RS).



0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot