SMPN Kateri Lalai Hingga Mantan Siswi Jadi Penjual BBM Eceren


Berita-Cendana.com- Malaka,- Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Kateri Lalai dalam pengurusan nilai Raport, sehingga Mantan siswanya tidak lulus saat Ujian Nasional dengan alasan nilai raport kelas 8 dan kelas 9 tidak ada. Menjadi pertanyaan dimana guru-guru yang mengurus nilai raport siswa tersebut.


Demikian disampaikan oleh orang tua siswa tersebut di Desa Wehali pada hari Senin, 18/07/2022 malam, pukul 20:00 di kediamannya. Mantan siswa saat ini tak bisa melanjutkan pendidikan atas, karena tidak Lulus di sekolah menengah pertama, sekarang memilih menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) eceran di Wehali Kabupaten Malaka, NTT.


"Kami sekeluarga sangat sedih ketika anak kami tidak lulus dengan alasan yang tidak masuk akal dari pihak sekolah bahwa anak kami ini nilai raport kelas 2 dan kelas 3 tidak ada sehingga dia tidak diluluskan," kesal orang tua siswi itu.


Pantauan tim media ini dilokasi penjualan BBM mantan Siswi SMPN Kateri atas nama Falentina Tapatab, sangat sedih dengan keberadaan dirinya karena teman-teman yang lain sudah melanjutkan pendidikan atas sedangkan ia harus menjual bensin seperti orang dewasa. Apakah anak berusia sekolah layak dipekerjakan seperti orang dewasa???. Ini tentunya kembali kepada hati dan budi pekerti Kepala Sekolah SMP tersebut. Sangat disayangkan anak yang berusia dibawa umur sudah melakukan aktivitas ekonomi seperti orang dewasa.


Bunda dari mantan Siswa SMPN Kateri tersebut, Sinta Eno kepada media bahwa SMPN Kateri telah membunuh karakter anaknya untuk melanjutkan pendidikan atas. Kenapa Kepala Sekolah Alosius Bere dan Guru-guru sebelum Ujian Nasional tidak mengecek nilai-nilai kelas 8 dan 9 agar diperbaiki, tanyanya.


Diketahui juga bahwa mantan siswa tersebut telah mengikuti segala tahapan seperti UN yang diselenggarakan secara bersama pada tahun 2021 lalu. Falentina mengikuti tahap demi tahap tetapi juga hasilnya tidak sesuai dengan proses yang telah dilalui, maka dari itu orang tua sesali kebijakan sekolah tersebut.


Lanjut Sinta Eno, sebagai orang tua berharap semoga pemerintah daerah Kabupaten Malaka bisa mengatasi persoalan ini sehingga jangan terjadi lagi bagi siswa-siswi yang lainnya, harapnya. 


Tim media ini belum berhasil konfirmasi Kepada Sekolah Ibu Rita Bere dan Mantan Kepala Sekolah Alosius Bere hingga berita ini ditayangkan. (*).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot