Berita-Cendana. Com- Sikka,- Pemerintah Kabupaten Sikka Flores NTT secara resmi menetapkan status transisi dari darurat ke pemulihan terkait dampak bencana erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki.
Keputusan peralihan status ini ditetapkan melalui rapat koordinasi lintas sektor yang digelar di Ruang Rokatenda, Lantai 2 Kantor Bupati Sikka pada Jumat, 13 Juni 2025.
Rapat koordinasi dipimpin Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago, SH dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Sikka Stefanus Sumandi, S.Fil, jajaran Forkopimda Kabupaten Sikka yaitu Kapolres Sikka, Dandim 1603 Sikka, Perwakilan Danlanal dan Perwakilan Kejari Sikka, Sekda Sikka Adrianus Firminus Parera, Asisten I Fitrinita Kristiani, Kalak BPBD Sikka Putu Botha, dan Kepala Basarnas Maumere.
Kalak BPBD Putu Botha dalam pemaparan teknis menjelaskan bahwa meskipun penanganan darurat bencana erupsi dinyatakan selesai pada Desember 2024, dampaknya masih terasa signifikan hingga pertengahan 2025. Ia mengungkapkan bahwa pada tahun sebelumnya, tidak dilakukan fase transisi ke pemulihan akibat keterbatasan anggaran daerah. Namun, kondisi masyarakat di wilayah terdampak belum sepenuhnya pulih.
"Ancaman memang menurun, tetapi aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih berlangsung. Dampaknya masih nyata bagi kehidupan warga, khususnya di lima desa terdampak langsung," ujar Putu.
Putu Botha selanjutnya menjelaskan lima desa nasih terdampak, dan ribuan warga terpengaruh.
Kelima desa terdampak di Kecamatan Talibura, lanjut Putu Botha, yaitu Desa Kringa, Timutawa, Udek Duen, Hikong, dan Ojan, menjadi wilayah yang terdampak paling berat.
"Sebanyak 5.820 jiwa dari 1.839 Kepala Keluarga masih mengalami gangguan penghidupan, termasuk gangguan kesehatan berupa ISPA, serta kerusakan fasilitas umum, " katanya.
"Jumlah bangunan rusak meningkat dari 1.119 menjadi 1.259 unit, termasuk tempat ibadah, sekolah, dan Pustu Boganatar, akibat semburan abu vulkanik dari erupsi yang terus terjadi hingga Juni 2025", tambah Putu Botha.
Data dari PVMBG dan BMKG juga menunjukkan aktivitas gunung api terakhir pada 18 dan 21 Mei 2025, serta 10 Juni 2025, dengan status masih berada di Level III (Siaga).
"PVMBG masih mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 6 km dari pusat gunung, karena masih terdapat semburan abu setinggi 10.000 kaki yang mengarah ke barat daya", lanjut Putu Botha.
Kepala Kantor Basarnas Maumere Fathur Rahman menyatakan dukungannya terhadap penetapan status transisi darurat ke pemulihan.
Ia menyampaikan bahwa data dan kajian yang disampaikan oleh BPBD sudah sangat komprehensif dan menjadi dasar kuat dalam pengambilan kebijakan.
"Basarnas siap mendukung proses pemulihan sesuai kewenangan dan kapasitas kami, terutama dalam upaya rehabilitasi dan pemulihan wilayah terdampak," ungkapnya.
Setelah mendengar laporan BPBD dan tanggapan dari berbagai unsur Forkopimda, Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago secara resmi menyetujui dan menetapkan status transisi dari darurat ke pemulihan.
Penetapan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mempercepat proses rehabilitasi infrastruktur, layanan dasar, serta pemulihan sosial dan ekonomi warga terdampak.
"Pemulihan ini butuh kolaborasi lintas sektor dan dukungan dari pemerintah pusat sehingga proses ini berjalan lancar dan berkelanjutan,” tegas Juventus.(*).
Posting Komentar