Berita-Cendana.Com- Kupang,- Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur menyampaikan bahwa penyumbang pengangguran tertinggi adalah salah satu dari Sarjana. Sarjana-sarjana di NTT itu berbeda dengan Sarjana di luar, karena kurang memiliki kompetensi.
Demikian disampaikan Kepala BP3MI NTT, Suratmi Hamaida, S.Sos dalam Rakerda Pemuda Katolik Komda NTT di Hotel Sahid T-More pada Jumat, 22 Agustus 2025.
“Penyumbang angka terbuka pengangguran di NTT adalah sarjana, banyak sarjana yang menganggur padahal peluang kerja di luar negeri khususnya sektor formal seperti ke Jepang, Korea, Belanda dan ke Eropa sangat tinggi dan yang dibutuhkan adalah kompetensi sehingga diharapkan Pemerintah Daerah menyiapkan lembaga-lembaga vokasi agar para sarjana bisa dilatih kompetensinya sehingga memanfaatkan peluang kerja di luar negeri,”.
Mengapa dikatakan demikian, penyebab utama adalah Keterbatasan Lapangan Kerja sehingga Sarjana bisa menganggur. Oleh karena itu para sarjana wajib dilatih supaya bisa memiliki kompetensi lebih untuk diserap di Negara lain, bahkan negara lain tidak membutuhkan ijazah apa pun yang dimiliki namun memiliki kompetensi yang baik pasti siap untuk dipakai, beber Kepala BP3MI itu disampaikan dengan berapi-api.
Selain itu, Suratmi Hamaida menjelaskan bahwa BP3MI berkolaborasi dengan Pemuda Katolik karena Pemuda Katolik menyebar di seluruh kabupaten/kota sehingga sama-sama mengedukasi masyarakat tentang migrasi aman. Mengingat Umat Katolik adalah umat terbesar di NTT dan banyak pekerja migran dari NTT adalah Umat Katolik, bebernya.
Lanjutnya, wilayah NTT dengan topografi Kepulauan sehingga banyak masyarakat tidak teredukasi dengan baik terkait migrasi aman dan asal ikut keluarga merantau akhirnya menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Ia optimis bersama Pemuda Katolik satu suara satu komando maka masalah migran akan semakin teratasi secara perlahan-lahan, pungkasnya.
Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur berkolaborasi dengan Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) NTT untuk bersama-sama menyuarakan dan mengedukasi masyarakat terkait migrasi aman agar tidak menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). (*).
Posting Komentar