Berita-Cendana.Com- Kupang,- Momentum Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia ke-80 dan Hari Guru Nasional ke-31 Sebagai refleksi guru yang berjuang di daerah tertinggal terluar dan terdalam. Mungkin Masyarakat Indonesia khususnya NTT sudah lupa peristiwa akhir Maret 2025 di Distrik Anggruk Kabupaten Yahukimo Papua Pegunungan, peristiwa tersebut KKB menyerang seorang guru asal NTT hingga meninggal dunia.
Demikian disampaikan oleh Ketua PGRI NTT, Dr. Semuel Haning, SH., MH., C.ME., C. PARB di Auditorium Undana Kupang pada Kamis, 27 November 2025.
Guru adalah lilin kecil yang tidak pernah padam, nyala nya kecil tetapi tetap ada dan akan ada selamanya, namun di Yahukimo Papua Pegunungan seorang guru yang berjuang untuk menyalakan lilin di daerah itu tapi orang tak bertanggung jawab membunuhnya., kesal Ketua PGRI NTT.
Peristiwa itu sebagai alarm bagi perjuangan guru, guru adalah pahlawan tanpa jasa, tapi guru itu menciptakan orang-orang hebat di negara ini dan menjadi pahlawan bagi bangsa dan daerah namun guru itu tidak. Tetapi guru itu perjuangan nya sangat tinggi demi mencerdaskan anak Indonesia apalagi Papua, guru sangat berdedikasi tinggi.
Momentum HUT PGRI dan HGN, Ketua PGRI NTT mengajak kita untuk mengingat sosok Rosalina Rerek Sogen, yang diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk Kabupaten Yahukimo Papua pegunungan pada akhir Maret 2025.
Insiden itu terjadi Jumat, 21 Maret 2025 sekitar pukul 16.00 WIT, saat KKB melintas dan menyerang dan membunuh seorang Guru SD berasal dari Desa Lewohala, Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dikutip dari berbagai sumber, Rosalin Rerek Sogen umur 30 tahun, dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi, dan penuh kasih dalam mengajar. Meskipun harus menghadapi tantangan berat di daerah dengan situasi penuh resiko, beliau tetap teguh menjalankan tugas sebagai pelita bagi anak-anak yang harus dididik di Papua pegunungan.
Diketahui Rosalin sebagai sosok dedikasi tinggi, mengabdikan diri sejak 2022 lalu, namun pada 21 Maret 2025 ia meninggal di tempat tugas. Oleh karena itu, Ketua PGRI NTT minta pemerintah untuk bisa menjadikan Rosalin Rerek Sogen sebagian Pahlawan Pendidikan di NTT, tegasnya.
Rosalina Rerek Sogen bertujuan ke Provinsi Papua Pegunungan untuk memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak Papua pegunungan, namun tujuan itu putus di tengah jalan, bagaimana dengan kondisi pendidikan di Distrik Anggruk Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua pegunungan saat ini dan kepadanya.
Menurut Ketua PGRI NTT, bahwa guru yang berjuang di daerah 3T seperti Papua, mereka berjuang hingga nyawa pun menjadi taruhan perlu dihargai sebagai pahlawan perjuangan bangsa Indonesia.
Ketua PGRI juga merayakan HUT PGRI ke-80 di NTT dengan memberikan plakat dan tali kasih kepada orang tua guru yang meninggal di Yahukimo Papua pegunungan itu, patut dihargai sebagai pahlawan pendidikan karena berjuang untuk mencerdaskan anak bangsa di Yahukimo Papua tapi ia ditembak mati di tempat tugas.
PGRI serahkan tali kasih kepada orang tua dari guru yang meninggal di daerah tugas disaksikan oleh Gubernur NTT Melki Laka Lena dan Bupati Kupang Yosep Lede, serta sekitar 10 ribu guru yang hadir dan Forkopimda Kota Kupang dan Provinsi di Momentum HUT itu.(*).

Posting Komentar