Berita-Cendana.com,-Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef
A. Nae Soi, MM mengharapkan agar PLN dapat terus meningkatkan rasio
eletrifikasi di NTT. Sebagai salah satu komponen penting dalam
aksesibilitas pendidikan, keberadaan fasilitas listrik yang memadai tentunya
akan dapat meningkatkan kemampuan belajar anak-anak NTT.
“Walaupun tingkat
literasi anak-anak (muda) NTT masih rendah, namun ada kabar gembira yakni
bahwa menurut Bappenas dan Word Bank, tingkat sains anak-anak NTT
adalah 1,8. Ini luar biasa karena di atas rata-rata tingkat sains nasional yang
sebesar 1,1. Kalau anak-anak NTT diberi ransangan, sentuhan aksesibilitas
atau fasilitas yang baik seperti di Jakarta, dampaknya pasti akan sangat luar
biasa ,”jelas Wagub saat memberikan sambutan pada kegiatan Kuliah Umum
yang diselenggarakan PLN Kupang di Aula Politeknik Negeri Kupang, Jumat
(13/9).
Tema yang diusung
dalam kegiatan ini adalah Light Up Your Milenial Power With PLN Group. Hadir
pada kesempatan tersebut Direktur Human Capital Management PLN, Muhamad Ali,
Wakil Walikota Kupang, Herman Man, General Manager PLN NTT, Ignatius
Rendroyoko, utusan mahasiswa/I se-kota Kupang, utusan siswa/i SMA/SMK se-Kota
Kupang, para petinggi dan karyawan PLN NTT, insan pers dan undangan lainnya.
Menurut Wagub
Nae Soi, dengan meningkatnya rasio elektrifikasi di NTT dari tahun ke
tahun, akan membantu anak muda dan para pelajar dalam meningkatkan
pengetahuannya. Wagub mengatakan, anak-anak NTT memiliki potensi yang
sangat luar biasa.
“Anak-anak
NTT tidak miskin harta dan tidak miskin intelektual. Yang kami miskin
hanyalah aksesibilitas. Kalau PLN punya program untuk mengirim anak-anak muda
ke luar negeri, jangan ragu untuk memilih anak-anak NTT. Saya memberikan
apresiasi kepada PLN karena saat kami dilantik (5 September 2018), tingkat
elektrifikasi kita di NTT hanya 61,3 persen, tapi per hari ini rasio
eletrifikasi kita sudah mencapai 73,7 persen. Mudah-mudahan sesuai target PLN,
sampai akhir tahun, rasio elektrifikasi listrik di NTT bisa menembus angka 90
persen,” harap politisi Golkar tersebut.
Mantan penasehat
Menteri Hukum dan HAM itu mengajak generasi muda NTT untuk memanfaatkan
upaya positif dari PLN secara baik. Kalau sudah ada listrik, belajarlah lebih
tekun. Kehadiran listrik, minimal memberikan makna yang luar biasa yakni
memberikan transformasi dalam komponen pendidikan kita. Kalau tidak ada listirk
dan lampu, apa jadinya proses perkuliahan.
“Ada satu istilah
dalam bahasa latin, Non scholae sed vitae discimus yang artinya belajar bukan
hanya untuk sekolah tapi untuk hidup. Saya minta (prinsip) ini harus
diingat benar. Kalau PLN juga punya dana CSR, jangan ragu beri bantuan beasiswa
kepada anak-anak NTT. Begitupun kalau ada program vokasi ke luar negeri,
pilihlah 10 atau 20 orang anak NTT. Saat mereka pulang, pasti akan
membawa dampak yang besar bagi anak-anak NTT lainnya,” jelas Wagub Nae Soi.
Pria asal Ngada
mengapresiasi upaya PLN dalam membangkitkan semangat generasi milenial. Nae Soi
berharap agar kegiatan tersebut juga dapat menumbuhkan semangat toleransi
di antara generasi muda.
“Contohilah almarhum
B.J Habibie, presiden ketiga kita. Saat studi di Jerman, beliau setiap minggu
tanpa ragu pergi melaksanakan shalat di gereja karena masjid dan mushola
masih jarang di Jerman zaman itu.Semangat seperti ini saya harapkan juga tumbuh
di lingkungan kampus karena lingkugan kampus adalah dunia yang sangat ideal
untuk masa depan,” pungkas Josef Nae Soi.
Sementara itu,
General Manager PLN NTT, Ignasius Rendroyoko menegaskan komitmen PLN NTT
untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat NTT. PLN NTT bertekad
membangun infrastruktur listrik secara mereata di seluruh wilayah NTT.
“Dalam memenuhi
kebutuhan listrik di NTT tentu melalui proses. Tahun ini sekitar 90
persen dari jumlah rumah tangga yang ada di NTT, akan mendapatkan
(aliran) listrik. Memang ada 10 persen yang belum, tapi itu hanya menunggu
waktu saja, mungkin sampai pertengahan tahun depan. Karena di akhir tahun
2020, rasio elektrifikasi NTT ditargetkan mencapai 100 persen,” jelas
Ignasius.
Ignasius juga
menjelaskan, sekitar 60 sampai 70 persen karyawan PLN adalah kaum milenial.
Dengan ciri khasnya yang sangat menonjol adalah bersemangat, sangat objektif,
menyelesaikan masalah tanpa kenal waktu dan selalu menuntut perbaikan demi
kenyamanan hidup yang lebih.
“Itu yang juga
menjadi kekuatan utama PLN NTT untuk membangun infrastruktur di seluruh wilayah
NTT. Itulah juga menjadi alasan bagi kami hadir di sini untuk bisa
memberikan semangat sekaligus mengajak kaum milenial agar terlibat dalam
berbagai upaya membangun negeri lewat PLN,” jelas Ignasius.
Pada kesempatan
tersebut, PLN memberikan bantuan dana CSR kepada pemerintah Provinsi NTT
sekitar Rp. 9,85 miliar. Demikian siaran Pers Biro Humas dan Protokol Setda NTT.
Posting Komentar